KLIK24.NEWS Jakarta – PT PLN (Persero) kembali menunjukkan komitmennya dalam transisi energi dengan meraih Anugerah Ekonomi Hijau untuk Infrastruktur Energi Baru Terbarukan (EBT) Ramah Lingkungan pada Selasa (30/7) di Jakarta. Penghargaan ini merupakan bukti nyata dari upaya berkelanjutan PLN dalam mengembangkan dan menambah pembangkit EBT di seluruh Indonesia.
BACA JUGA : Respons Cepat Bripka Risto Mokodompit: Amankan Lima Pemuda Konsumsi Miras di Kotamobagu
Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar mengungkapkan pentingnya transisi energi dan ekonomi hijau dalam mendukung perkembangan ekonomi berkelanjutan dengan emisi dan polusi yang rendah, efisiensi energi, serta efisiensi sumber daya alam. “Ekonomi hijau bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia dan sosial, sekaligus mengurangi risiko kehidupan secara signifikan. Ekonomi hijau juga berarti perekonomian yang rendah atau tidak menghasilkan emisi karbondioksida dan polusi lingkungan, hemat sumber daya alam, dan perkembangan sosial,” jelasnya.
Pemimpin Redaksi Detikcom Alfito Deannova Ginting menyatakan bahwa penghargaan ini merupakan apresiasi atas program dan inisiatif korporasi, lembaga, dan organisasi yang peduli terhadap pembangunan berkelanjutan. “Ekonomi hijau memadukan pertimbangan ekonomi dengan aspek lingkungan dalam proses pengambilan keputusan. Ini adalah jalan menuju cita-cita luhur menciptakan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia,” ujar Alfito.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyampaikan bahwa penghargaan ini menjadi motivasi bagi PLN untuk terus mendukung pemerintah dalam transisi energi guna memitigasi perubahan iklim global. “Penghargaan ini buah dari kerja keras seluruh insan PLN dalam menjalankan transisi energi. Capaian ini menjadi pelecut semangat bagi kami untuk terus melakukan transisi energi demi memastikan kehidupan yang lebih baik bagi generasi mendatang,” kata Darmawan.
BACA JUGA : Menggali Lebih Dalam: Kadar Emas dalam Perhiasan dan Pentingnya Bagi Investasi
Direktur Transmisi dan Perencanaan Sistem PLN Evy Haryadi menambahkan bahwa PLN terus mengembangkan pembangkit EBT dan infrastruktur pendukungnya. “Tahun lalu kami berhasil mengoperasikan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terapung Cirata di Jawa Barat dengan kapasitas 192 megawatt peak (MWp), menjadi PLTS apung terbesar di Asia Tenggara dan mampu menyuplai listrik hijau untuk 50 ribu rumah tangga,” ucap Evy.
Selain itu, PLN juga mengoperasikan PLTS di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara sebesar 10 megawatt dari total kapasitas 50 megawatt. PLTS IKN ini menempati lahan seluas 80 hektar dan dilengkapi 21.600 panel surya.
PLN telah mengembangkan skenario agresif melalui Accelerated Renewable Energy Development (ARED) untuk mencapai 75% kapasitas pembangkit berbasis EBT dan 25% berbasis gas hingga 2040. “Kami menyadari transisi energi harus dilakukan demi mencegah pemanasan global dan memastikan kehidupan yang lebih baik bagi generasi mendatang,” tutup Evy.
Dengan penghargaan ini, PLN semakin mantap melangkah dalam transisi energi yang lebih ramah lingkungan, mendukung pemerintah dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat Indonesia.***