KLIK24.NEWS – “Rindu di Antara Bintang”, Di kota kecil yang dikelilingi oleh bukit-bukit hijau, ada sepasang kekasih yang namanya tak pernah lekang oleh waktu. Nadia dan Iqbal, dua insan muda yang saling mencintai dengan begitu dalam. Mereka tumbuh bersama sejak kecil, menjalani segala lika-liku hidup dengan senyuman dan tangisan yang mereka bagi bersama.
Namun, nasib berkata lain. Iqbal harus pergi untuk mengejar impian di kota besar. Janji cinta mereka terpaksa harus tertunda, tapi mereka berdua berjanji untuk tetap saling menjaga dan bertahan melalui jarak dan waktu.
Setiap malam, Nadia dan Iqbal akan berbicara melalui telepon. Mereka akan berbagi cerita tentang harapan, rindu, dan semua hal kecil di sekitar mereka. Suara mereka menjadi pelipur lara di tengah kesibukan dan kerinduan.
Waktu berjalan, dan Iqbal semakin sibuk dengan pekerjaannya yang menuntut. Nadia, di sisi lain, mulai merasakan beban rindu yang semakin berat. Dia merindukan senyum Iqbal, pelukan hangatnya, dan sentuhan jemarinya yang lembut.
Suatu hari, Nadia menemukan bintang jatuh saat dia sedang duduk di teras rumahnya. Dia tertunduk, mengutuk dalam hati sambil berbisik, “Bintang jatuh, izinkan aku meraih kebahagiaan bersamanya.”
Tanpa diduga, sebuah ide muncul dalam benaknya. Dia mengambil sejumlah besar kertas dan sebuah kotak, lalu mulai menulis surat-surat cinta yang penuh rindu. Setiap malam, dia akan meletakkan satu surat ke dalam kotak, merasa seolah dia sedang berbicara langsung dengan Iqbal.
Rindu di Antara Bintang, Bulan-bulan berlalu, dan kotak itu penuh dengan surat-surat cinta. Nadia masih setia menulis meski tak pernah ada balasan dari Iqbal. Rindu semakin mendalam, tapi dia tetap kuat, mengandalkan bintang jatuh yang selalu dia lihat di langit malam.
Suatu hari, sepucuk surat tiba di rumah Nadia. Tangannya gemetar saat membukanya, dan dia menemukan satu surat dari Iqbal. Dalam surat itu, Iqbal mengungkapkan seberapa besar dia merindukan Nadia dan betapa dia tersentuh oleh dedikasinya.
Akhirnya, Iqbal kembali ke kota kecil mereka. Saat mereka bertemu kembali, rindu yang selama ini tertahan akhirnya terobati. Di bawah langit malam yang penuh bintang, mereka merangkul dan menatap satu sama lain dengan mata penuh cinta.
“Bintang jatuhku telah mengabulkan permohonanku,” bisik Nadia sambil tersenyum. “Cinta kita seperti bintang-bintang di langit, tak terhingga dan abadi,” jawab Iqbal sambil mengusap air mata kebahagiaan di pipi Nadia. Mereka berdua menyatukan hati dan janji untuk mengarungi hidup bersama, di antara gemerlap bintang yang senantiasa menyaksikan kisah cinta mereka.***