KLIK24.NEWS Bolaang Mongondow Timur (Boltim) – Bupati Boltim dalam rangka memperingati hari besar Islam, Isra Mi’raj Nabi Muhammad S.A.W 27 Rajab 1445 Hijriyah, Bupati Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim) Sam Sachrul Mamonto S.Sos, bersama jajaran pemerintah Boltim, terdiri dari para asisten, pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Boltim beserta jajarannya, para sangadi, dan pegawai Syar’i se Kecamatan Tutuyan, mengadakan kegiatan di Aula Kantor Bupati Boltim.
Dalam acara peringatan tersebut, Bupati Boltim menghadirkan Ustadz Yusuf Dani Pontoh untuk menyampaikan tausiah agama. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya kehadiran umat Muslim pada kegiatan hari besar Islam, terutama bagi Aparatur Sipil Negara (ASN), untuk memahami ilmu agama terkait perjalanan Nabi Muhammad SAW yang merupakan iman yang wajib bagi umat Islam.
BACA JUGA : Presiden Jokowi dan Pejabat Negara Laporkan SPT Tahunan Secara Elektronik
Saat Ustadz Pontoh memberikan ceramahnya, Bupati Boltim dengan tindakan simbolis melepas lencana Bupati yang terpasang di bajunya. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar semua jemaah dapat mendengarkan ceramah tanpa memperhatikan jabatan atau pangkat. “Lencana Bupati saya lepaskan dan dimasukkan ke dalam kantong celana. Artinya, semua yang hadir di sini adalah jemaah yang ingin mendengarkan ceramah. Karena di mata agama, semua manusia sama, pangkat dan jabatan itu tidak memiliki arti,” ujar Bupati dengan tulus.
Beliau juga mengakhiri sambutannya dengan doa agar pemilu pada tanggal 14 Februari 2024 dapat berjalan dengan baik dan terhindar dari perselisihan. “Mudah-mudahan pada 14 Februari nanti, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur dapat terjauhkan dari berbagai musibah dan bencana, serta terhindar dari perseteruan yang dapat memecah belah. Amiin,” tutup Bupati dengan penuh harap dan doa.
BACA JUGA : Pj. Wali Kota Kotamobagu Membuka Resmi Rapimda GKMI Sulawesi Utara 2024 di Hotel Sutanraja Kotamobagu
Tindakan kesederhanaan dan doa damai yang ditunjukkan oleh Bupati Boltim dalam peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad S.A.W ini menjadi teladan bagi semua, bahwa dalam kebersamaan di hadapan Tuhan, kedudukan manusia tidak lagi dipandang dari jabatan atau pangkat, melainkan dari kesederhanaan hati dan keikhlasan dalam beribadah serta berbuat baik kepada sesama.***