PLN dan Pemerintah Indonesia Ajak Komunitas Global Kolaborasi dalam Pendanaan Transisi Energi di Forum Ekonomi Tri Hita Karana

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo (kiri), Head of JETP Indonesia Secretariat, Paul Butarbutar (kedua dari kiri), Director of Clime Capital, John Colombo (tengah), Associate Professor/Academics Director, United In Diversity (UID), Shobi Lawalata (kedua dari kanan) dan Country Director, Indonesia Resident Mission, Asian Development Bank, Jiro Tominaga (kanan) ketika menjadi panelis dalam Deepdive Session di sela agenda Tri Hita Karana - World Economic Forum yang digelar di Bali

KLIK24NEWS Bali – Dalam upaya mempercepat transisi energi yang adil dan berkelanjutan, PT PLN (Persero) dan Pemerintah Republik Indonesia mengajak komunitas global untuk berkolaborasi, terutama dalam aspek pendanaan. Ajakan ini disampaikan dalam agenda Tri Hita Karana – World Economic Forum yang berlangsung di Bali pada Minggu (19/5).

Menteri Koordinator Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menegaskan bahwa Global Blended Finance Alliance (GBFA) menjadi landasan penting bagi perubahan transformatif dan peningkatan investasi di sektor-sektor ekonomi utama melalui skema Just Energy Transition Partnership (JETP).

BACA JUGA : 8 Cara Mendapatkan Penghasilan Tambahan untuk Membantu Keuangan Anda

“Mata dunia tertuju pada Indonesia, sehingga kita harus menjadi contoh transisi energi yang berkeadilan dan berhasil menyeimbangkan pembangunan ekonomi, keadilan sosial, dan pengelolaan lingkungan hidup,” kata Menko Luhut.

Menko Luhut juga menekankan pentingnya kolaborasi dalam menghadapi tantangan global transisi energi. “Inisiatif seperti JETP perlu didukung oleh keselarasan pemangku kepentingan yang kuat, tidak hanya pada aspek teknis, namun juga relasional, sehingga kita dapat belajar bersama dalam memecahkan tantangan kita,” tambahnya.

Dalam kesempatannya, Menteri Koordinator Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan menekankan bahwa Global Blended Finance Alliance (GBFA) menjadi dasar bagi perubahan transformatif dan pengetahuan masa depan untuk mempercepat penciptaan nilai dan investasi di sektor-sektor ekonomi utama, salah satunya melalui skema Just Energy Transition Partnership (JETP).

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, menyampaikan bahwa salah satu tantangan terbesar dalam transisi energi saat ini adalah dukungan pembiayaan. “Untuk mendapatkan dukungan finansial yang memadai, terdapat beberapa inisiatif seperti JETP, AZEC, IPEF yang saat ini sedang berjalan. Kami memerlukan dukungan finansial lebih lanjut untuk mempercepat pencapaian Net Zero Emissions (NZE),” jelas Arifin.

Arifin menambahkan, pemerintah selalu memprioritaskan daya beli serta kesejahteraan masyarakat dalam menjalankan transisi energi. “Kita memastikan bahwa program transisi energi bersih harus memberikan dampak positif bagi masyarakat. Kerja sama antara negara maju dan berkembang harus diperkuat untuk saling mengisi kesenjangan, sehingga tidak ada yang tertinggal,” kata Arifin.

BACA JUGA : Teka-Teki Klan Uchiha, Memahami Motivasi di Balik Kekuatan dan Kehormatan

Dalam sesi diskusi mendalam di agenda yang sama, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menjelaskan bahwa PLN kini tidak hanya berfokus pada penyediaan listrik semata, tetapi juga terhadap lingkungan yang berkelanjutan. “Melalui transisi energi, kita harus memastikan generasi yang akan datang memiliki masa depan lebih baik dari kita. Oleh karena itu, kita tidak bisa terfragmentasi, kita harus bersatu dan berkolaborasi dalam teknologi, inovasi, dan juga pendanaan,” jelas Darmawan.

Darmawan juga mengungkapkan bahwa PLN tengah menyiapkan rencana ketenagalistrikan nasional yang lebih hijau dari sebelumnya. Melalui roadmap ini, PLN akan meningkatkan kapasitas bauran Energi Baru dan Terbarukan (EBT) sebesar 75% dan gas sebesar 25% pada tahun 2040. Upaya ini membuka peluang bagi berbagai pihak untuk berkolaborasi, salah satunya melalui skema blended finance, yang menggabungkan pembiayaan publik dan swasta untuk menawarkan biaya modal yang lebih rendah.

“PLN sangat terbuka dengan pendanaan berskema blended finance, mengingat kolaborasi pendanaan seperti ini sangat dibutuhkan selama masa transisi menuju Net Zero Emissions. Skema blended finance perlu terus didorong agar jenis pendanaan ini dapat lebih berkembang dan menjadi pendorong akselerasi transisi energi,” pungkas Darmawan.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *