KLIK24.NEWS Baku – Dalam ajang COP29, PT PLN (Persero) menegaskan komitmennya untuk menjalankan transisi energi sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga mencapai 8%. Komitmen ini sejalan dengan visi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto yang mendorong swasembada energi berkelanjutan di Indonesia.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM), Eniya Listiani Dewi, mengungkapkan bahwa ketahanan energi melalui transisi energi merupakan salah satu pilar utama visi Presiden Prabowo. Menurutnya, transisi energi ini bertujuan untuk menciptakan ekonomi hijau (green economy) dan biru (blue economy) yang mampu mendukung target pertumbuhan ekonomi.
“Presiden ingin mendorong kemandirian nasional kita dan menciptakan pertumbuhan ekonomi hijau. Melalui kebijakan energi yang tepat, kami menargetkan pertumbuhan ekonomi hingga 8%,” ujar Eniya dalam panel COP29, Selasa (12/11).
Indonesia memiliki sumber energi terbarukan yang melimpah, mencapai 13,8 terawatt (TW). Untuk memanfaatkan potensi ini, KESDM bersama PLN akan segera meluncurkan Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN), sebagai panduan perencanaan energi untuk 10 tahun mendatang.
Evy Haryadi, Direktur Transmisi dan Perencanaan Sistem PLN, menjelaskan bahwa PLN mendukung penuh kebijakan pemerintah untuk memaksimalkan pemanfaatan energi terbarukan, dengan fokus pada infrastruktur energi yang berkelanjutan.
“Pertumbuhan ekonomi 8% hanya dapat dicapai dengan infrastruktur energi yang andal. Tanpa pasokan listrik yang kuat, target pertumbuhan ini sulit diwujudkan,” jelas Evy.
Untuk memenuhi kebutuhan energi nasional, PLN menargetkan pengembangan kapasitas energi terbarukan sebesar 75 Gigawatt (GW) pada 2040. Selain itu, PLN juga merencanakan pembangunan jaringan transmisi Green Enabling Transmission Line sepanjang 70 ribu kilometer sirkuit untuk menghubungkan sumber energi terbarukan di daerah terpencil dengan pusat-pusat konsumsi.
BACA JUGA : Terbaik se-Sulut dalam Transformasi Digital, Pemkot Kotamobagu Raih GM-DTGI Award 2024
Teknologi Smart Grid juga tengah disiapkan untuk mengakomodasi pasokan energi terbarukan yang intermiten, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB). Smart Grid ini akan meningkatkan fleksibilitas jaringan listrik, mengintegrasikan sumber energi terbarukan secara optimal.
“Infrastruktur energi ini akan menciptakan efek domino yang besar bagi ekonomi, membuka lapangan kerja formal dan informal, serta meningkatkan industri lokal melalui transfer teknologi dan inovasi,” tambah Evy.
Evy juga menyoroti potensi besar pengembangan energi terbarukan di Indonesia bagian timur. Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) seperti Sorong, Timika, dan Raja Ampat diproyeksikan akan memerlukan pasokan energi yang besar, yang dapat didukung oleh pembangkit energi terbarukan di wilayah tersebut.
“Pengembangan energi terbarukan di Indonesia timur dapat meningkatkan ekonomi regional secara signifikan. Sebagai contoh, penambahan kapasitas pembangkit 1 GW di Papua diperkirakan mampu meningkatkan PDRB Papua hingga 240%,” tutup Evy.
Dengan visi swasembada energi berkelanjutan, PLN berkomitmen untuk menjadikan energi terbarukan sebagai pilar utama pertumbuhan ekonomi Indonesia. Inisiatif ini tidak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi tetapi juga menciptakan lingkungan yang lebih hijau dan berkelanjutan untuk generasi mendatang.***