Tanggapi Keluhan Petani Jagung, Kapolres Kotamobagu Gandeng Bulog Tekan Peran Tengkulak

KLIK24.NEWS Kotamobagu – Keluhan para petani jagung di wilayah Bolaang Mongondow Raya, khususnya di Kota Kotamobagu, terkait rendahnya harga jual hasil panen dan dominasi tengkulak dalam rantai distribusi, akhirnya mendapat respons serius dari jajaran kepolisian. Kapolres Kotamobagu, AKBP Irwanto, S.I.K., M.H., mengambil langkah cepat dengan menjalin koordinasi bersama Perum Bulog Sub Divre Bolaang Mongondow, Senin (5/5/2025).

BACA JUGA : Kotamobagu Barat Raih Juara Umum, STQH ke-9 Resmi Ditutup oleh Wakil Wali Kota

Pertemuan antara Kapolres Irwanto dan Kepala Perum Bulog Sub Divre Bolmong, Ismail Aziz, menjadi sinyal kuat bahwa sinergi antara kepolisian dan lembaga distribusi pangan nasional sedang dibangun guna mencari solusi konkret atas masalah klasik yang selama ini membelit para petani.

“Para petani sudah menyuarakan keluhannya, dan itu harus kita tanggapi dengan langkah nyata. Koordinasi dengan Bulog menjadi salah satu bentuk kepedulian Polres terhadap kesejahteraan masyarakat, khususnya petani,” tegas Kapolres Irwanto.

Dalam pertemuan tersebut, kedua pihak membahas mekanisme stabilisasi harga jagung, serta kemungkinan intervensi Bulog dalam penyerapan hasil panen dengan harga yang lebih adil dan menguntungkan petani. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan petani pada tengkulak, yang selama ini memegang kendali besar atas harga pasar.

Kepala Perum Bulog Sub Divre Bolmong, Ismail Aziz, menyambut baik inisiatif Kapolres Kotamobagu dan menyatakan kesiapan pihaknya untuk menjadi bagian dari solusi jangka panjang dalam mengatasi persoalan distribusi dan harga komoditas pertanian di daerah.

BACA JUGA : Dukungan Pedagang Lokal: Wali Kota Terima Hibah Kendaraan Roda Tiga untuk Dukung Layanan Publik dan Kebersihan

“Bulog sangat terbuka untuk berkolaborasi demi mendukung kesejahteraan petani dan menciptakan pasar yang lebih adil,” ujar Ismail Aziz.

Langkah kolaboratif ini diharapkan tidak hanya menjadi reaksi sesaat, namun menjadi awal terbentuknya sistem distribusi pertanian yang lebih transparan dan berpihak kepada produsen lokal. Dengan keterlibatan aparat keamanan, diharapkan praktik curang dan permainan harga oleh tengkulak bisa ditekan secara signifikan.

Petani jagung di Kotamobagu pun kini menaruh harapan besar bahwa upaya ini bisa segera berbuah hasil, membawa angin segar bagi dunia pertanian dan menciptakan ekosistem yang lebih adil serta berkelanjutan.***

Tinggalkan Balasan