Dorong UMKM Bangkit, Penyaluran KUR dan UMi Sulut Tembus Rp733,87 Miliar hingga Juni 2025

KLIK24.NEWS Manado — Kinerja penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Pembiayaan Ultra Mikro (UMi) di Provinsi Sulawesi Utara hingga 30 Juni 2025 mencatat capaian yang menggembirakan. Berdasarkan data terbaru Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Sulut, total penyaluran KUR telah mencapai Rp692,44 miliar kepada 13.343 debitur, sementara UMi menembus Rp41,43 miliar untuk 8.759 debitur.

Kepala Kanwil DJPb Sulawesi Utara, Hari Utomo, menyatakan bahwa pencapaian ini merupakan bukti nyata komitmen pemerintah dalam memperkuat peran UMKM sebagai tulang punggung ekonomi daerah.

BACA JUGA : Dorong Akses Keuangan Inklusif, Wali Kota Kotamobagu Hadiri Rakorwil TPAKD Sulutgomalut di Manado

“Kami terus mendorong perluasan akses pembiayaan produktif, terutama bagi pelaku usaha kecil dan ultra mikro di wilayah Sulawesi Utara. Penyaluran KUR dan UMi yang mencapai lebih dari Rp733 miliar hingga pertengahan tahun ini menunjukkan optimisme dan potensi besar ekonomi kerakyatan di daerah,” ujarnya.

KUR: Mikro Unggul, Perdagangan Dominan Penyaluran KUR di Sulut telah mencapai 133,98% dari target jumlah debitur tahun 2025 (target: 9.959 debitur) dan 48,82% dari target penyaluran senilai Rp1,41 triliun.

Skema KUR Mikro menjadi yang paling dominan dengan kontribusi 57,59% atau Rp398,8 miliar kepada 11.931 debitur. Disusul KUR Kecil (Rp290 miliar untuk 1.032 debitur) dan Super Mikro (Rp3,61 miliar untuk 380 debitur).

Sektor Perdagangan Besar dan Eceran menyerap pembiayaan terbanyak, yakni Rp309,36 miliar (44,68%), diikuti Pertanian, Perburuan dan Kehutanan dengan Rp193,06 miliar (27,88%).

Dari sisi wilayah, Kota Manado menjadi daerah dengan penyaluran tertinggi (Rp146,45 miliar kepada 2.013 debitur), disusul Minahasa (Rp97,71 miliar) dan Bolaang Mongondow (Rp83,89 miliar). Penyaluran terendah tercatat di Bolaang Mongondow Utara, hanya Rp5,15 miliar kepada 41 debitur.

Bank penyalur utama adalah Bank Rakyat Indonesia (BRI) dengan realisasi Rp400,27 miliar kepada 10.059 debitur, atau 57,81% dari total KUR. Diikuti oleh BNI dan Bank Mandiri.

UMi: Perempuan Jadi Tulang Punggung Penyerapan Pembiayaan Ultra Mikro (UMi) mencatat kinerja positif dengan total realisasi Rp41,42 miliar kepada 8.759 debitur, di mana 97,29% adalah perempuan (8.718 debitur).

Sektor Perdagangan kembali menjadi penyerap utama, dengan kontribusi 95,23% atau Rp39,45 miliar kepada 8.454 debitur.

Lembaga penyalur terbesar adalah PT Permodalan Nasional Madani (PNM) dengan Rp37,02 miliar (89,36% dari total), disusul PT Bahana Artha Ventura dan Pegadaian.

Penyaluran UMi tertinggi tercatat di Minahasa Selatan (Rp4,92 miliar), disusul Minahasa (Rp4,91 miliar), dan terendah di Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Rp73,5 juta kepada 6 debitur).

Tantangan: Edukasi dan Sosialisasi Masih Terbatas Hari Utomo menekankan bahwa di balik capaian positif tersebut, masih ada tantangan yang perlu diatasi, khususnya rendahnya pemahaman sebagian pelaku UMKM tentang akses pembiayaan formal.

BACA JUGA : Modus Investasi Pupuk, Warga Bungko Tertipu Rp284 Juta – Tersangka Diciduk Resmob Polres Kotamobagu di Gorontalo

“Banyak pelaku usaha belum sepenuhnya memahami cara mengakses pembiayaan formal. Oleh karena itu, dibutuhkan kolaborasi erat antara pemerintah daerah, perbankan, dan lembaga pendamping untuk memperkuat sosialisasi dan literasi keuangan,” tambahnya.

Penguatan koordinasi, optimalisasi Sistem Informasi Kredit Program (SIKP), serta pendampingan aktif dari Dinas Koperasi dan UKM sangat penting untuk memperluas cakupan penerima manfaat program KUR dan UMi.

Pemerintah daerah diimbau untuk lebih aktif mengidentifikasi sektor-sektor unggulan seperti pertanian, peternakan, perikanan, dan perkebunan untuk dijadikan prioritas pembiayaan berbasis potensi lokal.

“Dengan pendekatan berbasis potensi lokal, kita bisa menjangkau lebih banyak pelaku usaha, khususnya dari kelompok 4P: Petani, Peternak, Pelaku UMKM, dan Perempuan. Inilah wajah pembangunan ekonomi yang inklusif,” pungkas Hari Utomo.

Dengan sinergi antar pemangku kepentingan dan komitmen kolektif dari pusat hingga daerah, Sulawesi Utara optimistis dapat mendorong kebangkitan ekonomi masyarakat melalui akses pembiayaan yang merata, inklusif, dan berkelanjutan.***

Tinggalkan Balasan