PLN & Pertamina Kolaborasi Besar! Genjot Energi Panas Bumi 530 MW demi Ketahanan Energi Nasional

Chief Executive Officer Badan Pengelola Investasi Danantara, Rosan P. Roeslani (tengah) didampingi Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo (belakang kanan) dan Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri (belakang kiri) menyaksikan penandatanganan Head of Agreement antara Direktur Utama PLN Indonesia Power, Bernadus Sudarmanta (depan kanan) dengan Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy, Julfi Hadi (depan kiri) di Jakarta pada Selasa (5/8). Kerja sama pengembangan energi panas bumi untuk pembangkit ini mencakup penyusunan skema kerja sama dalam pemanfaatan Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP), penyelarasan dan percepatan implementasi proyek, pelaksanaan studi kelayakan teknis dan komersial, serta pembentukan Tim Kerja Bersama dan Joint Committee sebagai forum koordinasi pelaksanaan antara kedua belah pihak.

KLIK24.NEWS Jakarta – Komitmen nyata untuk mempercepat transisi energi bersih kembali ditunjukkan oleh dua raksasa BUMN. PT PLN (Persero) dan PT Pertamina (Persero) secara resmi menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dan Head of Agreement (HoA) untuk pengembangan energi panas bumi dengan total kapasitas mencapai 530 megawatt (MW), mencakup 19 proyek strategis yang tersebar di seluruh Indonesia.

Penandatanganan berlangsung pada Selasa (5/8) di Jakarta, disaksikan langsung oleh CEO Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara, Rosan P. Roeslani, yang turut menjadi penginisiasi kolaborasi besar ini. Ia menegaskan bahwa kerja sama ini merupakan bentuk kontribusi nyata dalam mendukung visi pemerintah menuju kemandirian energi nasional berbasis energi baru terbarukan (EBT).

“Pengembangan energi panas bumi adalah agenda strategis nasional untuk memperkuat ketahanan energi dan transisi menuju ekonomi rendah karbon,” tegas Rosan.

Kolaborasi Strategis Antarlembaga Kerja sama ini melibatkan dua anak perusahaan, yakni PT PLN Indonesia Power (PLN IP) dan Pertamina Geothermal Energy (PGE). Fokus kemitraan ini meliputi:

  • Penyusunan skema pemanfaatan Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP),
  • Penyelarasan dan percepatan proyek pembangkitan,
  • Studi kelayakan teknis dan komersial, serta
  • Pembentukan Joint Committee sebagai forum koordinasi implementasi proyek.

Dari total 530 MW kapasitas proyek:

  • 230 MW berasal dari 7 proyek brown field,
  • 175 MW dari 8 proyek yellow field,
  • 125 MW dari 4 proyek green field.

Sebanyak 440 MW akan dikembangkan dengan skema hulu oleh Pertamina/PGE dan hilir oleh PLN Group, sedangkan 90 MW sisanya akan dikerjakan bersama melalui mekanisme co-generation.

BACA JUGA : Semester I 2025, Konsumsi Listrik Naik 4,36%, PLN Cetak Penjualan 155,62 TWh dan Laba Rp6,64 Triliun

Dukungan PLN Menuju NZE 2060 Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menegaskan peran PLN sebagai lokomotif transisi energi. Menurutnya, pengembangan panas bumi adalah langkah strategis untuk mendukung target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060.

“Melalui kerja sama ini, kami memperkuat fondasi transformasi energi hijau dan andal demi kemandirian energi nasional,” ujar Darmawan.

Pertamina Siap Optimalkan Potensi Geothermal Senada dengan PLN, Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, menyebut pihaknya siap mengakselerasi pemanfaatan energi panas bumi melalui pendekatan kolaboratif dan terukur.

“PGE siap mempercepat realisasi proyek strategis energi bersih bersama PLN dan Danantara, demi mendorong peningkatan bauran EBT Indonesia,” kata Simon.

Langkah Nyata: Konsorsium PLTP Ulubelu & Lahendong Sebagai tindak lanjut konkret, PLN IP dan PGE juga menandatangani Consortium Agreement untuk pengembangan dua pilot project PLTP, yaitu:

  • PLTP Ulubelu Binary 30 MW, dan
  • PLTP Lahendong Binary Unit 15 MW,
    yang ditargetkan mulai beroperasi pada tahun 2027.

Dengan kerja sama strategis ini, Indonesia semakin mantap melangkah menuju masa depan energi bersih, hijau, dan berkelanjutan — sembari memperkuat kemandirian energi berbasis sumber daya domestik.***

Tinggalkan Balasan