KLIK24.NEWS Labuan Bajo – PLN (Persero) memperkuat langkah konkret dalam mendukung transisi energi bersih melalui pengembangan ASEAN Power Grid, proyek interkoneksi listrik antarnegara di Asia Tenggara yang menjadi simbol kolaborasi energi kawasan.
Agenda tersebut menjadi fokus utama dalam The 41st HAPUA Council Meeting di Labuan Bajo, yang dihadiri perwakilan berbagai otoritas energi ASEAN.
Executive Director ASEAN Centre for Energy (ACE), Abdul Razid Dawood, menilai inisiatif ini akan membuka jalan bagi terciptanya sistem energi yang lebih terintegrasi, terjangkau, dan berkelanjutan.
BACA JUGA : PLN Dorong Interkoneksi ASEAN Power Grid, Perkuat Ketahanan Energi Kawasan
“ASEAN Power Grid bukan sekadar proyek infrastruktur, tetapi langkah strategis menuju masa depan energi hijau yang inklusif di Asia Tenggara,” ungkapnya.
Dari sisi kebijakan, Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Wanhar, mengungkapkan bahwa hasil pertemuan kali ini menjadi pijakan penting bagi penyusunan ASEAN Plan of Action for Energy Cooperation (APAEC) Phase III 2026–2030.
Sementara itu, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menegaskan bahwa kerja sama regional menjadi kunci untuk mempercepat transisi energi.
“Kita tidak bisa menanggungnya sendirian. Satu-satunya jalan ke depan adalah kolaborasi — dalam strategi, inovasi teknologi, investasi, dan kebijakan energi,” tegasnya.
Darmawan juga menyampaikan bahwa Indonesia menargetkan tambahan kapasitas pembangkit hingga 69,5 GW pada 2034, di mana sebagian besar bersumber dari energi baru terbarukan. Namun, tantangan terbesar adalah kesenjangan antara lokasi sumber EBT dan pusat permintaan listrik.
Melalui ASEAN Power Grid, PLN berharap dapat menyeimbangkan pasokan dan permintaan energi antarnegara, sekaligus memperkuat ketahanan energi kawasan.
“PLN siap berkolaborasi untuk menjadikan ASEAN Power Grid sebagai simbol nyata solidaritas energi bersih di Asia Tenggara,” tutup Darmawan.***


















