KLIK24.NEWS Jakarta — PT PLN (Persero) menegaskan kesiapan memperluas kolaborasi lintas sektor dalam mendukung ketahanan dan kedaulatan energi nasional. Komitmen tersebut disampaikan dalam ajang Electricity Connect 2025: Strengthening Energy Resilience, Powering Sovereignty, yang digelar Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI) bersama Kementerian ESDM dan PLN di Jakarta International Convention Center, Rabu (19/11).
Acara ini menjadi momentum strategis yang mempertegas peran PLN dalam mempercepat transisi energi sekaligus memastikan pemerataan akses listrik hingga ke wilayah terpencil sebagai fondasi ketahanan energi nasional.
Kepala Staf Kepresidenan, Muhammad Qodari, menyampaikan bahwa kunci ketahanan energi terletak pada keberhasilan membuka akses listrik secara merata. Ia menegaskan bahwa potensi energi yang tersebar luas di seluruh daerah merupakan modal penting untuk memperkuat sistem kelistrikan nasional.
“Sumber energi kita tersebar hingga wilayah terpencil. Inilah kekuatan bangsa. Meski ada daerah penghasil energi yang belum menikmati listrik optimal, ini adalah peluang perbaikan yang bisa dipercepat melalui RUPTL,” ujar Qodari.
Ia juga menekankan bahwa energi memiliki peran krusial untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8% di masa mendatang.
BACA JUGA : PLN UP3 Kotamobagu Lakukan Pemadaman Terjadwal 24 November untuk Tingkatkan Keandalan Listrik
“Tidak ada pertumbuhan ekonomi tinggi tanpa sistem kelistrikan yang kuat. Bersama Kementerian ESDM, kami terus mengawal program PLTMH, PLTS desa dan sekolah di wilayah 3T, hingga percepatan pembangkit listrik tenaga sampah. Semua ini bagian dari energi berkeadilan,” ungkap Qodari.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menambahkan bahwa transisi energi hanya dapat berhasil melalui kolaborasi besar antar pemangku kepentingan. Sinergi pemerintah, swasta, dan masyarakat disebut menjadi kunci pendistribusian energi terbarukan secara optimal.
“PLN menyediakan energi terjangkau demi keberlanjutan jangka panjang—menghapus kemiskinan, menekan kelaparan, memastikan kesejahteraan, hingga mendorong pertumbuhan ekonomi, sambil menurunkan emisi gas rumah kaca,” ujar Darmawan.
Ia menegaskan bahwa transisi energi bukan sekadar pengembangan pembangkit masa depan, melainkan juga langkah strategis mengalihkan energi berbasis impor menjadi energi domestik untuk memperkuat ketahanan energi sesuai Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.
Ketua Panitia Pelaksana Electricity Connect 2025, Arsyadany G. Akmalaputri, menjelaskan bahwa penyelenggaraan tahun ini menyoroti empat tema utama yang dirancang untuk meningkatkan kapasitas teknis dalam percepatan energi bersih.
“Empat tema workshop meliputi power purchase agreement, energy management system, renewable energy certificate, dan energy access. Semua dirancang agar aplikatif bagi penguatan kesiapan energi bersih nasional,” jelasnya.
Electricity Connect 2025 menghadirkan lebih dari 120 exhibitor serta lebih dari 50 pembicara dari sektor energi, pemerintah, dan industri. Ajang ini menjadi platform kolaborasi terbesar untuk membahas inovasi teknologi, strategi transisi energi, serta penguatan ketahanan energi nasional menuju masa depan yang lebih berkelanjutan.***


















