KLIK24.NEWS – Emas telah lama dikenal sebagai instrumen investasi yang aman dan stabil, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global. Nilainya yang cenderung naik dari waktu ke waktu menjadikan emas sebagai aset lindung nilai (safe haven) pilihan banyak investor.
Namun, meski terbilang “low risk”, harga emas tidak sepenuhnya kebal terhadap fluktuasi pasar. Faktanya, harga emas bisa saja turun secara signifikan dalam kondisi tertentu. Lalu, apa saja faktor yang bisa menyebabkan harga emas menurun?
BACA JUGA : Serupa Tapi Tak Sama! Ini 7 Perbedaan Mencolok Antara Emas Putih dan Perak yang Wajib Kamu Tahu
Simak penjelasan lengkapnya berikut ini agar kamu bisa mengambil keputusan investasi emas dengan lebih bijak dan tepat sasaran.
1. Stabilitas Perekonomian Global
Ketika kondisi perekonomian global stabil atau sedang mengalami pemulihan, para investor cenderung memilih aset dengan potensi imbal hasil lebih tinggi seperti saham dan properti.
Hal ini menyebabkan permintaan terhadap emas menurun, yang pada akhirnya berdampak pada penurunan harga emas di pasar internasional.
2. Kebijakan Pemerintah dan Bank Sentral
Kebijakan moneter dan fiskal, termasuk keputusan bank sentral untuk menjual cadangan emas, bisa memicu peningkatan pasokan emas di pasar. Ketika pasokan meningkat melebihi permintaan, harga emas pun ikut tertekan.
Investor perlu mencermati kebijakan bank sentral seperti The Fed atau bank sentral negara besar lainnya yang kerap memengaruhi pasar emas dunia.
3. Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS
Karena emas diperdagangkan dalam mata uang Dolar Amerika Serikat (USD), penguatan dolar membuat harga emas menjadi lebih mahal bagi investor luar negeri.
Ketika nilai tukar USD menguat, permintaan emas global cenderung menurun sehingga menyebabkan penurunan harga emas.
4. Kenaikan Suku Bunga Acuan
Kebijakan kenaikan suku bunga oleh The Fed juga menjadi pemicu penurunan harga emas. Saat suku bunga naik, investor akan lebih tertarik menyimpan dana dalam bentuk deposito atau obligasi karena return-nya menjadi lebih menarik dibanding emas.
5. Penurunan Permintaan Fisik
Industri perhiasan dan elektronik merupakan konsumen utama emas. Bila permintaan dari sektor ini menurun, misalnya karena inovasi teknologi yang beralih dari penggunaan emas ke logam lain yang lebih murah, maka permintaan fisik emas pun menurun—yang akhirnya menekan harga pasar.
6. Fluktuasi Harga Komoditas Lain
Harga emas kadang bergerak seiring dengan komoditas lain, seperti minyak. Penurunan harga minyak bisa mengurangi aktivitas pertambangan dan industri, termasuk produksi emas, sehingga menurunkan nilai pasar emas dalam kondisi tertentu.
7. Aksi Profit Taking Investor
Kenaikan harga emas sering kali diikuti oleh aksi ambil untung (profit taking) oleh investor. Jika aksi jual ini dilakukan secara besar-besaran, pasokan emas di pasar akan meningkat dan membuat harga emas turun drastis dalam waktu singkat.
Kapan Harga Emas Naik?
Harga emas biasanya mengalami kenaikan saat terjadi krisis keuangan, inflasi tinggi, ketegangan geopolitik, atau penurunan nilai mata uang. Pada kondisi ini, investor global mencari aset yang lebih aman, dan emas menjadi pilihan utama.
Oleh karena itu, penting bagi investor untuk memantau harga emas secara berkala dan memperhatikan situasi ekonomi global agar dapat mengoptimalkan strategi investasinya.
Meski dikenal sebagai investasi yang stabil, harga emas tetap bisa mengalami penurunan akibat berbagai faktor, mulai dari kebijakan moneter, kekuatan dolar, hingga aksi investor.
Dengan memahami faktor-faktor tersebut, investor—khususnya pemula—dapat lebih siap dan bijak dalam menyusun strategi investasi emas jangka panjang.***
Source : Sahabat Pegadaian


















