PLN EPI Siap Dapat Tambahan Gas dari Blok Duyung Natuna, Proyek Pipa Pemping Mulai Jalan Tahun Depan

KLIK24.NEWS  Jakarta — Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkapkan bahwa PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) akan memperoleh tambahan pasokan gas alam baru mulai tahun depan. Tambahan pasokan ini akan berasal dari Blok Duyung di Natuna, yang dikelola oleh Conrad Asia Energy Ltd.

Deputi Keuangan dan Komersialisasi SKK Migas, Kurnia Chairi, mengatakan bahwa potensi tambahan gas sekitar 15 BBTUD telah berhasil dipetakan di wilayah Sumatera. Produksi dari wilayah ini akan dipercepat untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, khususnya sektor ketenagalistrikan.

BACA JUGA : Kompor Induksi dan Jagung Lokal Bersatu di Electrifying Lifestyle Vaganza: PLN UID Banten dan Pemprov Banten Dorong Gaya Hidup Ramah Lingkungan

“Untuk PLN sendiri, saat ini kontrak jangka panjangnya hanya mencakup 60 kargo, sementara kebutuhannya hampir 100 kargo. Jadi ada gap yang harus dipenuhi. Bahkan, 60 kargo itu pun sudah HGBT, artinya sudah banyak insentif yang diberikan pemerintah kepada PLN,” ujar Kurnia dalam acara Coffee Morning CNBC Indonesia, Jumat (18/7/2025).

Kurnia mengapresiasi langkah PLN EPI yang telah menandatangani Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) dengan Conrad Asia Energy Ltd. Ia menyatakan bahwa kesepakatan tersebut menjadi titik penting dalam percepatan pembangunan infrastruktur gas nasional, termasuk pembangunan pipa WNTS-Pemping yang ditargetkan dimulai tahun depan.

“Dengan tandatangan PJBG ini, maka pembangunan Pipa Pemping bisa segera dilaksanakan. Harapannya, mulai tahun depan gas dari Blok Duyung sudah bisa mengalir ke Sumatera,” tambah Kurnia.

Tak hanya itu, SKK Migas juga tengah mendorong sejumlah proyek besar lain agar segera memasuki fase produksi. Langkah ini dilakukan untuk mengatasi defisit gas di beberapa wilayah serta memastikan distribusi gas berjalan optimal.

BACA JUGA : Kota Kotamobagu Siap Sukseskan Koperasi Merah Putih: Wali Kota Weny Gaib dan Forkopimda Ikuti Peluncuran Nasional oleh Presiden Prabowo

Kurnia menekankan bahwa isu utama dalam sektor gas nasional bukanlah soal krisis pasokan, melainkan mismatch antara lokasi sumber gas dan permintaan pasar. Misalnya, beberapa wilayah seperti Papua Barat (Kilang LNG Tangguh), Kalimantan Timur (Kilang LNG Bontang), serta Papua dan Jawa Timur mengalami surplus gas. Namun, keterbatasan infrastruktur membuat gas tersebut belum bisa didistribusikan ke wilayah yang membutuhkan, seperti Sumatera dan Jawa bagian barat.

“Sejak 2023, kami berjuang menyelesaikan surplus di Jatim. Pemerintah sudah membangun Pipa Cisem (Cirebon-Semarang) untuk mengatasi hal ini. Tapi memang masih banyak wilayah yang belum terjangkau,” pungkasnya.

Dengan berbagai inisiatif ini, pemerintah melalui SKK Migas berharap dapat memperkuat ketahanan energi nasional, sekaligus mempercepat transisi energi menuju masa depan yang lebih berkelanjutan.***

Tinggalkan Balasan