Bupati Bolmong Ancam Cabut izin Pangkalan Nakal “Terkait Kelangkaan Gas Elpiji

Bolmong,Klik24.News- Jelang hadapi Natal dan Tahun Baru 2025-2026 saat Sekarang ini, Gas Elpiji 3.kg Sangat Langkah untuk didapat oleh kebutuhan Rumah tangga Saat Sekarang ini,di beberapa Wilayah Kecamatan dan Desa-desa. Minggu (21/12/2025).

Bupati Bolaang Mongondow (Bolmong) Yusra Alhabsyi SE MSi, menegaskan akan mengambil tindakan tegas terhadap pangkalan elpiji yang kedapatan menjual gas bersubsidi 3 kilogram di atas Harga Eceran Tertinggi (HET). Bahkan, Bupati mengancam tidak segan mencabut izin operasional pangkalan yang melanggar ketentuan tersebut.

Penegasan ini disampaikan menyusul banyaknya keluhan dari Sejumlah masyarakat terkait kelangkaan gas elpiji 3 kilogram di sejumlah wilayah di Kabupaten Bolaang Mongondow, khususnya menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru. Warga melaporkan hampir diseluruh pangkalan elpiji  kehabisan stok, dan jika pun ada pasokan masuk, gas bersubsidi tersebut langsung habis dan tiada
dalam hitungan menit,”Ucap Sejumlah
Warga Masyarakat Bolmong.

“Kami tidak akan mentolerir pangkalan yang memanfaatkan situasi dengan menjual elpiji 3 kilogram di atas HET. Jika terbukti melanggar, izinnya akan kami cabut,” Tegas Bupati Yusra Alhabsyi.

Menurutnya, gas elpiji 3 kilogram merupakan barang bersubsidi yang diperuntukkan bagi masyarakat kecil, sehingga distribusi dan harganya harus sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Pemerintah daerah, lanjut Bupati, akan meningkatkan pengawasan bersama instansi terkait untuk memastikan distribusi elpiji berjalan tertib dan tepat sasaran.

Kelangkaan elpiji 3 kilogram ini dinilai sangat meresahkan masyarakat, terutama umat Kristiani yang tengah melakukan persiapan menyambut Hari Raya Natal. Banyak warga mengaku kesulitan mendapatkan gas untuk kebutuhan memasak dan keperluan rumah tangga lainnya. Bupati Yusra Alhabsyi mengimbau masyarakat agar segera melaporkan jika menemukan pangkalan yang menjual elpiji 3 kilogram di atas HET atau melakukan penimbunan. Ia berharap, dengan pengawasan ketat dan peran aktif masyarakat, distribusi elpiji bersubsidi dapat kembali normal dan tidak merugikan warga.

Sementara itu, kepala Dinas Perdagangan dan ESDM Bolmong Seriyanto memastikan tidak ada pangkalan yang berani menjual ke warung pengecer. ”Saat ini kami sedang di lapangan, memantau langsung sejumlah pangkalan di Kecamatan Dumoga Barat dan Dumoga Tengah. Memang gasnya belum ada, karena masih sementara dari perjalanan. Warga yang mengantri mengatakan, harga yang dijual pangkalan tetap sesuai HET Rp 18 ribu hingga Rp 20 ribu,” Tutur Seriyanto.

(Jhon A.Waluyan).

.

Tinggalkan Balasan