KLIK24.NEWS Tomohon — PLTP Lahendong di Kota Tomohon terus memperkuat posisinya sebagai salah satu pusat energi panas bumi paling penting di Indonesia. Sejak beroperasi pada 2001, pembangkit ini menjadi penyokong utama stabilitas listrik Sulawesi Utara dan Gorontalo, sekaligus tonggak percepatan transisi energi berbasis EBT.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyebut PLTP Lahendong sebagai bukti nyata keseriusan PLN dalam mengurangi emisi sektor kelistrikan.
“Melalui PLTP Lahendong, PLN membuktikan kemampuan energi terbarukan untuk menghadirkan listrik yang bersih dan andal. Ini bagian dari langkah strategis menuju Net Zero Emissions,” tegasnya.
Dikelola PLN IP, PLTP Lahendong Unit 1–4 memiliki kapasitas total 80 MW, terbesar dari seluruh pembangkit EBT yang memasok sistem Sulutgo. Energi panas bumi dari area Lahendong mengungguli kontribusi PLTA maupun PLTS di wilayah tersebut.
Manager PLTP Lahendong, H.S.M. Saragih, menjelaskan bahwa pembangkit ini memberikan kontribusi signifikan terhadap kebutuhan listrik masyarakat. “Dari beban puncak 490 MW, sekitar 18% dipasok dari Lahendong. Ini memastikan sistem tetap stabil dan andal,” jelasnya.
Pembangunan unit pembangkit dilakukan bertahap sejak 1996 hingga 2011. Meski berusia lebih dari 20 tahun, keseluruhan unit masih bekerja maksimal. Karakteristik unik Lahendong sebagai satu-satunya PLTP yang berada di wilayah perkotaan makin menegaskan bahwa energi panas bumi aman dan bersahabat bagi lingkungan hidup masyarakat.
Selain menopang listrik daerah, Lahendong juga telah tersertifikasi untuk memproduksi Renewable Energy Certificate (REC) yang berkontribusi pada penurunan emisi karbon secara nasional.
Dengan peran vital dalam penyediaan energi bersih, PLTP Lahendong semakin memantapkan posisi Sulutgo sebagai kawasan terdepan dalam pemanfaatan energi baru terbarukan di Indonesia.***


















