KLIK24.NEWS Yogyakarta — Transformasi teknologi tidak akan berarti tanpa perubahan pola pikir manusia. Pesan inilah yang mengemuka dalam The 13th HAPUA Working Group 5 Meeting bertema “Human Capital Mindshift: Aligned People, Strategy, and Growth” yang digelar di Yogyakarta pada Senin (3/11).
Dalam forum tersebut, Co-Chairman HAPUA Working Group 5, Hjh Izwaliani Hj Zulkarnain, menegaskan bahwa keberhasilan transisi energi di kawasan Asia Tenggara harus dimulai dari penguatan SDM yang berdaya saing dan memiliki pola pikir adaptif terhadap perubahan.
“Transformasi sejati tidak dimulai dari teknologi, tetapi dari cara kita berpikir secara berbeda. Teknologi mempercepat langkah, tetapi manusia memberi arah,” ungkapnya.
BACA JUGA : Kapolres Kotamobagu Pimpin Apel Gelar Pasukan, Tegaskan Kesiapsiagaan Hadapi Bencana
Menurutnya, di tengah pesatnya penerapan kecerdasan buatan (AI) dan digitalisasi sektor energi, manusia tetap menjadi inti dari setiap inovasi. Ia juga menekankan pentingnya menciptakan people experience yang membuat setiap individu merasa dihargai dan termotivasi untuk berkontribusi.
“Ketika orang merasa terhubung secara emosional dan memiliki tujuan, mereka menjadi penggerak transformasi sejati,” tambahnya.
Sementara itu, Direktur Legal dan Manajemen Human Capital PLN, Yusuf Didi Setiarto, menyampaikan bahwa transformasi SDM merupakan bagian integral dari strategi korporasi PLN dalam menghadapi tantangan transisi energi.
Ia menjelaskan, PLN terus mendorong pengembangan talenta unggul yang selaras dengan visi perusahaan untuk membangun masa depan energi berkelanjutan.
“SDM yang tangguh dan inovatif akan menjadi kunci agar PLN dapat tumbuh bersama perubahan, bukan tertinggal oleh perubahan,” tegasnya.
Forum HAPUA WG5 menjadi ruang penting bagi negara-negara ASEAN untuk memperkuat kerja sama dan berbagi praktik terbaik dalam pengembangan SDM sektor ketenagalistrikan.***


















