KLIK24.NEWS Nusakambangan – Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo, mengaku bangga melihat keberhasilan warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Nusakambangan dalam memanfaatkan limbah sisa pembakaran batu bara, atau Fly Ash Bottom Ash (FABA), menjadi produk konstruksi bernilai ekonomi tinggi.
Menurut Darmawan, program ini bukan hanya solusi ramah lingkungan melalui penerapan ekonomi sirkular, tetapi juga menjadi bukti nyata potensi besar yang dimiliki warga binaan dalam menghasilkan karya produktif.
“Kami bangga, warga binaan Lapas Nusakambangan berhasil memanfaatkan limbah menjadi komoditas produktif. Kegiatan ini juga menciptakan lapangan kerja, memberi dampak positif bagi masyarakat, serta menghasilkan produk berkualitas dengan harga kompetitif,” ujar Darmawan, Jumat (12/9/2025).
BACA JUGA : Wajah Baru Nusakambangan: Warga Binaan Berdaya Lewat Inovasi FABA
Ia pun mengapresiasi kedisiplinan dan etos kerja 30 warga binaan yang kini aktif memproduksi olahan FABA. Darmawan optimistis jumlah tersebut akan terus bertambah seiring pendampingan yang dilakukan secara berkelanjutan.
Program pemberdayaan ini merupakan hasil kolaborasi antara Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas) dengan PLN. Tujuannya, mengubah citra lapas dari sekadar tempat hukuman menjadi pusat pembinaan yang produktif dan bernilai ekonomi.
Menteri Imipas, Agus Andrianto, mengapresiasi kontribusi PLN dalam menghadirkan model pelatihan kerja yang mampu meningkatkan keterampilan warga binaan, sehingga lebih siap kembali ke masyarakat setelah masa hukuman usai.
BACA JUGA : Wali Kota Weny Gaib Pimpin Rapat Forkopimda Bersama Pemerintah dan Masyarakat Kotamobagu
Saat ini, workshop FABA di Nusakambangan telah dilengkapi dua mesin produksi dengan kapasitas mencapai 2 juta paving block dan 1 juta batako per tahun. Jika beroperasi optimal, potensi omzet yang dihasilkan bisa mencapai Rp5,4 miliar per tahun.
“Ke depan, Nusakambangan akan menjadi percontohan nasional bagaimana sebuah lapas dapat berkembang menjadi episentrum kegiatan ekonomi sekaligus pusat pemberdayaan masyarakat,” pungkas Darmawan.***


















