KLIK24.NEWS Jakarta – PT PLN (Persero) bersama PT Pertamina (Persero) resmi menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dan Head of Agreement (HoA) pengembangan energi panas bumi untuk pembangkit listrik dengan total kapasitas mencapai 530 megawatt (MW) yang tersebar di 19 proyek. Penandatanganan berlangsung di Jakarta pada Selasa (5/8), disaksikan langsung oleh Chief Executive Officer (CEO) Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara, Rosan P. Roeslani.
Kolaborasi strategis ini menjadi langkah nyata BUMN energi dalam mendukung visi Pemerintah mewujudkan ketahanan energi sekaligus mempercepat transisi menuju energi baru terbarukan (EBT) nasional.
“Pengembangan energi panas bumi merupakan bagian dari agenda strategis nasional untuk memperkuat ketahanan energi dan mendorong transisi menuju ekonomi rendah karbon. Kami berkomitmen memastikan setiap inisiatif berjalan dengan tata kelola yang akuntabel dan profesional,” ujar Rosan.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menegaskan komitmen PLN sebagai lokomotif transisi energi.
“Melalui kerja sama ini, kami memperkuat upaya pengembangan dan pemanfaatan energi panas bumi untuk pembangkit listrik sebagai bagian dari strategi jangka panjang guna memperbesar kapasitas energi bersih,” jelasnya.
Sementara itu, Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, menandaskan kesiapan Pertamina melalui Pertamina Geothermal Energy (PGE) untuk memperluas pemanfaatan panas bumi sebagai tulang punggung energi bersih Indonesia.
“Bersama PLN dan Danantara, kami siap mempercepat realisasi proyek strategis yang memberikan kontribusi langsung pada transisi energi nasional,” ujarnya.
Kerja sama ini melibatkan PLN melalui PT PLN Indonesia Power (PLN IP) dan Pertamina melalui PGE, dengan ruang lingkup meliputi penyusunan skema pemanfaatan Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP), studi kelayakan, hingga pembentukan Joint Committee sebagai forum koordinasi.
Dari total 530 MW, sebanyak 440 MW akan dikembangkan melalui percepatan penyiapan uap oleh Pertamina/PGE dan pembangkit listrik oleh PLN Group, sementara 90 MW lainnya akan dikerjakan bersama dengan skema co-generation. Selain itu, kedua pihak juga menandatangani Consortium Agreement untuk pilot project PLTP Ulubelu Binary 30 MW dan PLTP Lahendong Binary Unit 15 MW yang ditargetkan beroperasi pada 2027.
Dengan kolaborasi ini, BUMN energi meneguhkan sinergi lintas sektor untuk memperkuat kemandirian energi Indonesia dan mendukung pencapaian target Net Zero Emission 2060.***


















