KLIK24.NEWS Jakarta – PLN Resmikan 21 Unit Green Hydrogen, PT PLN (Persero) secara resmi meresmikan 21 unit Green Hydrogen Plant (GHP) yang tersebar di seluruh Indonesia. Acara peresmian dilakukan pada Senin (20/11) di pembangkit listrik tenaga gas uap (PLTGU) Tanjung Priok, Jakarta. Dengan langkah ini, PLN menjadi perusahaan dengan jumlah GHP terbanyak di Asia Tenggara. Pada bulan Oktober, PLN juga telah meresmikan GHP pertama di Indonesia di PLTGU Muara Karang, Jakarta.
BACA JUGA : Asal-Usul dan Keluarga Prabowo Subianto: Jejak dan Perjalanan Politik
Inovasi tersebut memungkinkan PLN memproduksi 199 ton hidrogen hijau per tahun, menjadikannya pionir dalam membentuk rantai pasok untuk bahan bakar alternatif ramah lingkungan. Upaya ini sejalan dengan target Pemerintah untuk mencapai Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060.
Mewakili Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Yudo Dwinanda Priaadi menyebutkan bahwa hidrogen merupakan bahan bakar masa depan yang sedang dikembangkan secara global. Indonesia, dengan potensi hidrogen yang besar, dapat menjadi pemasok utama hidrogen hijau di dunia.
“Indonesia punya potensi pengembangan hidrogen hijau yang besar. Bahkan bisa kita pakai sendiri, maupun menjadi potensi ekspor. Leadership yang luar biasa dari PLN untuk bisa mengakselerasi pengembangan hidrogen hijau ini,” ujar Yudo.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyatakan bahwa GHP adalah langkah strategis untuk membangun rantai pasok green hydrogen pertama di Indonesia. Inisiatif ini diharapkan mampu mengakselerasi transisi energi dan mencapai NZE pada tahun 2060.
“Hari ini menjadi bukti, we walk the talk bahwa komitmen ini kami wujudkan dalam bentuk nyata. Ini tidak hanya sekadar Green Hydrogen Plant, ini akan menjadi tonggak terbentuknya Supply Chain Green Hydrogen di Indonesia dan PLN menjadi pionirnya,” ungkap Darmawan.
GHP PLN diproduksi menggunakan sumber daya dari pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di area pembangkit. Selain itu, hidrogen hijau ini juga menggunakan Renewable Energy Certificate (REC) dari beberapa pembangkit EBT di Indonesia.
Dengan 21 unit GHP, PLN mampu memproduksi hampir 200 ton hidrogen per tahun, meningkat dari sebelumnya hanya 51 ton. Sebanyak 75 ton digunakan untuk kebutuhan operasional pembangkit, sementara 124 ton dapat digunakan untuk berbagai keperluan, termasuk penggunaan dalam kendaraan.
Darmawan menjelaskan bahwa PLN tidak hanya berfokus pada GHP, tetapi juga akan menghadirkan Hydrogen Refueling Station (HRS) dan Fuel Cell Generator berbahan bakar green hydrogen sebagai langkah nyata dalam mendukung transisi energi.
BACA JUGA : Cagar Alam Pulau Komodo: Melindungi Keberagaman Hayati dan Keajaiban Hewan Purba
Turut hadir dalam peresmian tersebut berbagai pihak, termasuk Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Konversi dan Konservasi Energi BRIN, Direktur Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Walikota Jakarta Utara, serta beberapa direktur dari PLN dan perusahaannya.***