PLN–TNI AL Kolaborasi Strategis: Perkuat Pertahanan Maritim, Dorong Transisi Energi Nasional

Penandatanganan PKS antara TNI AL yang diwakili Kadisfaslanal, Laksamana Pertama TNI Yusep Wildan (kedua dari kiri) dengan PLN yang diwakili GM PLN UID Jawa Timur, Ahmad Mustaqir (kedua dari kanan) disaksikan Direktur Retail dan Niaga PLN, Adi Priyanto (kanan) dan Asisten Logistik Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana Muda TNI Eko Sunarjanto (kiri) terkait layanan khusus jaringan listrik di Koarmada II pada Rabu (17/9) di Mabes TNI AL Cilangkap, Jakarta Timur.

KLIK24.NEWS Jakarta – Suasana dermaga militer Komando Armada (Koarmada) II Surabaya kini akan terdengar lebih tenang. Deru genset yang selama ini menopang operasional kapal perang TNI AL ketika bersandar digantikan oleh aliran listrik dari PLN melalui layanan onshore electric connection.

Langkah ini tidak hanya menghadirkan efisiensi biaya operasional, tetapi juga menjadi bagian dari upaya memperkuat pertahanan laut sekaligus mendukung target Net Zero Emissions 2060. Asisten Logistik Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana Muda TNI Eko Sunarjanto, menegaskan bahwa pemanfaatan listrik PLN untuk KRI di Koarmada II merupakan terobosan strategis.

“Pemanfaatan jaringan listrik untuk KRI yang bersandar di Dermaga Koarmada II adalah langkah tepat untuk efisiensi dan penghematan anggaran negara. Selain mengurangi beban logistik, solusi ini juga ramah lingkungan,” ujar Laksda Eko dalam penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara TNI AL dan PLN di Mabes TNI AL, Cipayung, Jakarta Timur, Rabu (17/9).

BACA JUGA : Polisi Sahabat Anak: Satlantas Polres Kotamobagu Tanamkan Semangat Nasionalisme di SDK II Kotamobagu

Koarmada II, yang kini diperkuat KRI Brawijaya-320 sebagai kapal frigate terbesar di Asia Tenggara, memiliki peran vital menjaga kedaulatan laut Indonesia. Kapal-kapal modern ini membutuhkan dukungan energi besar, efisien, dan berkelanjutan. Dengan onshore electric connection, PLN mencatat efisiensi hingga 56% biaya per kapal dibandingkan penggunaan genset solar.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyebut proyek perdana ini sebagai simbol sinergi BUMN dengan TNI. “Keberhasilan ini bukan hanya capaian teknis, melainkan wujud sinergi nyata PLN dan TNI AL dalam mendukung misi besar menjaga kedaulatan maritim Indonesia,” ungkap Darmawan.

Senada, Direktur Retail dan Niaga PLN, Adi Priyanto, menjelaskan bahwa layanan listrik untuk KRI dirancang khusus sesuai standar kebutuhan kapal perang.

BACA JUGA : Dirgahayu HUT TNI KE-80 KODIM 1303 Kotamobagu Dilaksanakan di Alun-alun Boki Hotinimbang Kotamobagu

“Biasanya PLN melayani tegangan rendah 220 Volt dengan frekuensi 50 Hz. Namun, kapal perang membutuhkan daya besar, 1.500 kW dengan tegangan 690 Volt dan frekuensi 60 Hz. Karena itu, kami menyesuaikan pelayanan agar sesuai kebutuhan khusus armada laut,” jelas Adi.

Adi juga menekankan bahwa kerja sama ini menjadi tonggak elektrifikasi maritim sebagai bagian dari peta jalan transisi energi. “Kolaborasi ini bukan hanya memperkuat pertahanan laut, tetapi juga membuka jalan bagi kerja sama yang lebih luas di masa depan,” tegasnya.

Dengan sinergi PLN dan TNI AL ini, Indonesia tidak hanya memperkuat daya gentar pertahanan maritim, tetapi juga memberi contoh nyata integrasi sektor pertahanan dalam agenda pembangunan berkelanjutan dan transisi energi bersih.***

Tinggalkan Balasan