BMKG Ingatkan Dampak La Nina Lemah, Pemkot Kotamobagu Siapkan Langkah Mitigasi

KLIK24.NEWS Kotamobagu – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan potensi peningkatan curah hujan hingga 20-40 persen akibat fenomena La Nina Lemah yang berlangsung dari akhir 2024 hingga Maret atau April 2025. La Nina adalah fenomena iklim global yang terjadi akibat suhu permukaan laut di Samudra Pasifik yang lebih dingin dari biasanya.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengimbau masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan, terutama mereka yang tinggal di wilayah perbukitan, lereng gunung, dataran tinggi, dan bantaran sungai.

BACA JUGA : “The Winner” Mengguncang Desa Bungko: Kampanye Dialogis yang Menginspirasi Masa Depan Kotamobagu

“Fenomena ini dapat berdampak signifikan, seperti banjir, tanah longsor, hingga angin puting beliung. Bahkan, banjir lahar hujan dapat terjadi di wilayah yang baru mengalami erupsi gunung berapi,” jelas Dwikorita.

Ia juga meminta seluruh sektor, termasuk pemerintah daerah, untuk menyusun program mitigasi dan kebijakan yang sesuai dengan prediksi iklim.

“Antisipasi bencana harus mencakup sektor transportasi, pertanian, infrastruktur, hingga kesehatan,” tambahnya.

Merespons potensi dampak La Nina, Pemerintah Kota Kotamobagu, melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), telah menggelar Pelatihan Penanggulangan dan Mitigasi Bencana pada Rabu, 4 September 2024. Pelatihan tersebut dihadiri oleh 33 peserta dari desa dan kelurahan yang rawan bencana di Kotamobagu.

Pelatihan ini dibuka oleh Sekretaris Daerah Kotamobagu, Sofyan Mokoginta, yang menekankan pentingnya kesiapan masyarakat dan pemerintah dalam menghadapi musim penghujan.

“Kami menghimbau masyarakat yang tinggal di bantaran sungai dan lereng gunung agar lebih waspada. Dokumen Rencana Penanggulangan Bencana Daerah telah memuat langkah strategis mitigasi, termasuk peta rawan bencana,” ujar Sofyan.

BACA JUGA : Di Electricity Connect 2024, PLN Pimpin Kolaborasi Global untuk Transisi Energi

Menurut Sofyan, Kotamobagu memiliki 17 desa yang tergolong rawan bencana, sehingga persiapan mitigasi menjadi prioritas utama. Ia juga menyebutkan bahwa Tim Reaksi Cepat lintas sektor telah dibentuk sesuai arahan Pj. Wali Kota, Abdullah Mokoginta.

BMKG dan Pemkot Kotamobagu berharap langkah-langkah mitigasi yang telah disusun dapat membantu meminimalisir dampak bencana. Dengan sinergi antara pemerintah dan masyarakat, diharapkan ancaman La Nina dapat dihadapi dengan lebih baik.

“Bencana mungkin tidak dapat diprediksi secara pasti, tetapi dengan kesiapsiagaan, kita bisa mengurangi dampaknya,” pungkas Sofyan. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *