Bacirita APBN 2025: APBN Jadi Penyangga Ekonomi Sulut, Pertumbuhan Tetap Kuat di Tengah Gejolak Global

KLIK24.NEWS Manado – Di tengah tekanan ekonomi global yang belum mereda, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun 2025 tetap menjadi perisai utama dan katalisator pertumbuhan ekonomi regional, termasuk di Sulawesi Utara (Sulut). Hal ini ditegaskan dalam kegiatan Bacirita APBN yang digelar pada 26 Juni 2025 di Manado.

Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (Kanwil DJPb) Provinsi Sulawesi Utara, Hari Utomo, dalam paparannya menyampaikan bahwa kinerja APBN hingga Mei 2025 telah memberikan kontribusi nyata dalam menjaga resiliensi ekonomi daerah.

“Dalam situasi global yang masih sarat ketidakpastian, APBN berperan penting sebagai shock absorber terhadap tekanan eksternal. Di Sulawesi Utara, realisasi pendapatan dan belanja negara menunjukkan kinerja yang baik, yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan menjaga daya beli masyarakat,” ujar Hari Utomo.

BACA JUGA : Ketua PWI Sulut : Vanny Lopatty Mengucapkan Selamat HUT Bhayangkara Ke-79 Polri

Pertumbuhan Positif, Inflasi Terkendali, Ekonomi Sulut tercatat tumbuh 5,62% yoy pada Triwulan I Tahun Anggaran 2025. Sementara itu, inflasi pada Mei 2025 berada pada level rendah 1,53%, meski sempat terpengaruh oleh naiknya harga beras, ikan, cabai rawit, dan emas. Lonjakan harga ini utamanya disebabkan oleh berkurangnya pasokan luar daerah dan cuaca ekstrem.

Sektor pariwisata turut menopang pertumbuhan, seiring peningkatan arus kunjungan selama musim liburan dan long weekend.

Indikator Mikro Ekonomi Menunjukkan Penguatan Selain pertumbuhan ekonomi yang positif, beberapa indikator mikro juga menguat:

  • Nilai Tukar Petani (NTP) meningkat 3,92% menjadi 131,14
  • Nilai Tukar Nelayan (NTN) sedikit turun 1,10% menjadi 108,23
  • Neraca perdagangan Sulut tetap surplus pada USD 71,21 juta

Pendapatan Negara dan Realisasi Belanja Terjaga Sampai dengan 31 Mei 2025, realisasi pendapatan negara di Sulut mencapai Rp1.758,26 miliar atau 34,07% dari target. Rinciannya:

  • Penerimaan Pajak: Rp1.159,64 miliar (31,47%)
  • Bea dan Cukai: Rp46,37 miliar
    • Cukai: Rp6,41 miliar
    • Bea Masuk: Rp6,95 miliar
    • Bea Keluar: Rp33,01 miliar
  • PNBP: Rp598,62 miliar (40,55%)

Dari sisi belanja, telah terealisasi Rp7.740,70 miliar atau 34,64%, dengan Belanja Pegawai sebagai komponen terbesar (41,90%). Belanja Barang juga terealisasi 24,40%.

“Melalui realisasi belanja yang produktif dan terarah, APBN telah menjadi motor penggerak ekonomi Sulawesi Utara, sekaligus menjamin keberlangsungan pelayanan publik dan proyek-proyek pembangunan,” tambah Hari Utomo.

BACA JUGA : AKBP Irwanto, Bhayangkara Inovatif yang Jadi Sahabat Rakyat Kotamobagu

Transfer ke Daerah Berjalan Optimal, Realisasi Transfer ke Daerah (TKD) di Sulut mencapai Rp5.331,16 miliar atau 39,46%, dengan DAU (Dana Alokasi Umum) menjadi porsi terbesar yakni Rp3.989,00 miliar, diikuti DAK Non Fisik sebesar Rp527,34 miliar.

Meskipun terjadi defisit anggaran sebesar Rp5.982,44 miliar, kondisi ini mencerminkan fungsi APBN sebagai stimulus fiskal, bukan hambatan.

Fiskal Kuat, Sulut Semakin Tangguh Mengakhiri pemaparannya, Hari Utomo menegaskan bahwa resiliensi ekonomi Sulawesi Utara tak lepas dari peran sentral APBN dan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah.

“Dengan pertumbuhan yang tetap positif dan inflasi yang terjaga, APBN 2025 telah membuktikan kemampuannya sebagai alat fiskal yang adaptif, responsif, dan pro-rakyat,” tutupnya.***

Tinggalkan Balasan