KLIK24.NEWS Senayan, Jakarta – PT PLN (Persero), perusahaan penyedia listrik terbesar di Indonesia, menegaskan komitmennya dalam menjalankan transisi energi yang ramah lingkungan dalam acara puncak Festival Lingkungan, Iklim, Kehutanan, Energi Baru Terbarukan (LIKE) yang dihadiri oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, serta sejumlah menteri dan pejabat setingkat menteri. Acara tersebut diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sebagai bagian dari persiapan Indonesia untuk 28th Conference of The Parties (COP28) yang akan berlangsung di Dubai, Uni Emirat Arab pada bulan November mendatang.
Presiden Joko Widodo dalam sambutannya menekankan urgensi perubahan iklim yang sudah dirasakan oleh semua negara di dunia, mendorong perlunya transisi energi menuju ekonomi hijau. Beliau menyatakan bahwa negara-negara saat ini fokus pada daur ulang sampah, produksi industri hijau, dan penggunaan kendaraan listrik, serta energi ramah lingkungan seperti biodiesel dan bioetanol.
BACA JUGA : Penjelasan Nama Hari dalam Islam
“Sekali lagi, transisi menuju ke ekonomi hijau. Semua negara sekarang ini daur ulang sampah dikerjakan, produksi industri hijau dikerjakan, kendaraan listrik dimulai dibangun di negara-negara yang siap. Biodiesel digunakan, bioetanol digunakan, semua yang berbau green semua dikerjakan,” kata Jokowi dalam sambutannya di Puncak Festival LIKE.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, Siti Nurbaya Bakar, menyatakan bahwa partisipasi semua pihak menjadi kekuatan Indonesia dalam aksi iklim global dan menjadi kontribusi yang sangat berarti untuk menyongsong COP28 Dubai. Ia menekankan bahwa ini merupakan upaya nyata masyarakat bersama pemerintah untuk meningkatkan perbaikan lingkungan iklim dan aksi iklim demi kelestarian alam.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, mengungkapkan strategi penting perseroan dalam menjalankan transisi ke energi bersih melalui pengembangan Accelerated Renewable Energy. Rencana ini bertujuan untuk meningkatkan porsi Energi Baru Terbarukan (EBT) hingga 75 persen atau sekitar 60 Gigawatt (GW) pada tahun 2040.
Accelerated Renewable Energy Development melibatkan pembangunan infrastruktur transmisi yang menghubungkan pembangkit-pembangkit energi baru terbarukan, dikenal sebagai Green Enabling Super Grid. Infrastruktur ini akan menghubungkan sistem kelistrikan antar pulau di Indonesia yang sebelumnya terfragmentasi.
“Indonesia memiliki potensi EBT yang besar, namun, tantangan utama adalah mismatch antara lokasi sumber EBT dengan pusat demand listrik. PLN telah mengembangkan Green Enabling Super Grid untuk menjawab tantangan ini,” ujar Darmawan saat Presiden mengunjungi booth PLN di Festival LIKE.
PLN juga akan membawa inovasi Green Enabling Super Grid ke 28th Conference of the Parties di Dubai pada bulan November ini, dengan rencana untuk menyatukan sistem ketenagalistrikan kawasan Asia Tenggara melalui ASEAN Power Grid.
BACA JUGA : Utusan Kotamobagu Raih Prestasi Gemilang di Nyong Noni Sulut 2023
“PLN juga mengembangkan Smart Grid dan Flexible Generation yang terintegrasi dengan Green Enabling Super Grid. Sehingga sistem kelistrikan yang dulunya rapuh dan tidak stabil, kini menjadi semakin kokoh dan andal,” tambah Darmawan.
Selain itu, PLN juga telah mengembangkan solusi untuk mengatasi fluktuasi pasokan energi dari pembangkit EBT yang bersifat intermiten, seperti Smart Power Plant, Smart Transmission, Smart Control Center, Smart Distribution, dan Smart Meter.
“Inilah langkah nyata Indonesia menjadi pemimpin dalam transisi energi global. Bukan hanya mengakselerasi penggunaan energi terbarukan, tetapi juga memperkuat kapasitas nasional, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan berkomitmen untuk mencapai Net Zero Emissions pada tahun 2060,” pungkas Darmawan.***