PLTS Terapung Cirata: Etalase Percepatan Transisi Energi Menuju Net Zero Emissions

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (tengah) menandatangani prasasti peresmian Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata di Purwakarta, Jawa Barat, Kamis (9/11). Turut mendampingi Menteri Perdagangan Luar Negeri Uni Emirat Arab Thani bin Ahmed Al Zeyoudi (tiga dari kanan), Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir (dua dari kanan), Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif (kanan), Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin (tiga dari kiri), Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo (kiri), dan Pj Bupati Purwakarta Benni Irwan (dua dari kiri).

KLIK24.NEWS Purwakarta – PT PLN (Persero) memancangkan optimisme pada Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata sebagai pionir transisi energi yang mendukung pencapaian Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060. Sebagai PLTS terbesar di Asia Tenggara dan peringkat tiga dunia, PLTS Terapung Cirata memperkirakan dapat mengurangi emisi karbon sebanyak 214 ribu ton per tahun.

Proyek Strategis Nasional (PSN) hasil kolaborasi Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA), melibatkan subholding PLN Nusantara Power dengan Masdar, PLTS Terapung Cirata dibangun di atas waduk Cirata seluas 200 hektare. Dengan kapasitas 192 Megawatt peak (MWp), PLTS ini mampu menyuplai listrik untuk 50 ribu rumah.

BACA JUGA : Sukses Meriah! Opening Ceremony FIFA World Cup U-17 di Surabaya Dukung Listrik Tanpa Kedip

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif optimis bahwa kapasitas produksi PLTS Terapung Cirata bisa dioptimalkan hingga 1,2 Gigawatt peak (GWp) dengan memanfaatkan 20% dari luas total waduk Cirata. “Kapasitas PLTS Terapung Cirata masih bisa dikembangkan lebih besar lagi, dengan total potensi maksimum mencapai sekitar 1,2 GWp apabila memanfaatkan 20% dari luas total waduk Cirata,” tutur Arifin.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan bahwa pembangunan PLTS Terapung Cirata merupakan langkah konkret PLN dalam mendukung transisi energi. PLN mengembangkan green enabling transmission line dan smart grid sebagai bagian dari skema ARED (Accelerating Renewable Energy Development).

Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung atau Floating Solar PV Cirata berkapasitas 192 megawatt peak (MWp) seluas 200 hektare. PLTS ini dibangun di atas Waduk Cirata dan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara dan siap menyuplai listrik hijau 50 ribu rumah.

“Listrik dari PLTS Apung Cirata ini adalah 20 kilovolt (kV) yang kemudian kami sambungkan di gardu induk, yang kemudian diubah menjadi 150 kV dan langsung masuk ke transmisi Jawa-Bali,” jelasnya. PLN berkomitmen untuk mempercepat transisi energi di Indonesia dengan meningkatkan bauran EBT hingga 75% atau setara dengan 61 GW sampai tahun 2040. Melalui ARED, PLN menargetkan penambahan bauran EBT, termasuk hidropower, panas bumi, surya, dan angin.

BACA JUGA : Residivis Kelas Kakap Diringkus! Tim Resmob Polres Kotamobagu Berhasil Mengungkap Kasus Curanmor

Direktur Utama PLN Nusantara Power (NP) Rully Firmansyah menekankan kontribusi PLTS Terapung Cirata dalam menyediakan listrik hijau untuk masyarakat secara berkelanjutan. “Jadi dalam setahun akan mengurangi emisi karbon sebesar 214 ribu ton pertahun. Ini merupakan komitmen kami untuk menyalurkan listrik yang hijau kepada masyarakat secara berkelanjutan,” ucap Rully.

Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto mengapresiasi PLTS Terapung Cirata sebagai bukti keseriusan negara dalam mengakselerasi pengembangan energi terbarukan. ”Ini menandai bahwa memang kita semuanya komitmen serius betul untuk mengembangkan green renewable energy,” tutup Sugeng.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *