PLN Sukses Memproduksi 199 Ton Hidrogen Hijau Melalui Inovasi Green Hydrogen Plant

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo saat menyampaikan sambutan saat peresmian 21 unit Green Hydrogen Plant (GHP) tersebar di seluruh Indonesia, Senin (20/11), di pembangkit listrik tenaga gas uap (PLTGU) Tanjung Priok, Jakarta. Dirinya menyampaikan akselerasi GHP ini merupakan hasil inovasi dengan memanfaatkan existing facility untuk menghadirkan energi alternatif yang ramah lingkungan untuk menjawab tantangan transisi energi.

KLIK24.NEWS Jakarta – PLN Sukses Memproduksi 199 Ton Hidrogen Hijau melalui inovasi Green Hydrogen Plant (GHP) yang tersebar di seluruh Indonesia. Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyatakan bahwa pencapaian ini merupakan hasil dari inovasi yang terus dilakukan PLN dalam menyediakan energi alternatif yang ramah lingkungan untuk mengatasi tantangan transisi energi.

BACA JUGA : BPBD Kota Kotamobagu Tingkatkan Kesadaran Bencana Melalui Sosialisasi dan Simulasi di Sekolah

PLN Sukses Memproduksi 199 Ton Hidrogen Hijau “Ini adalah bukti nyata kolaborasi bersama Kementerian ESDM dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Inovasi ini kami lakukan sebagai respons terhadap transisi energi, memaksimalkan fasilitas yang ada di pembangkit thermal kami, dan melakukan inovasi dengan memanfaatkan 100% Energi Baru Terbarukan (EBT) menjadi hidrogen hijau,” ungkap Darmawan.

Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Yudo Dwinanda Priaadi (dua dari kanan) bersama Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo (dua dari kiri), Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra (kiri), dan Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Konversi dan Konservasi Energi BRIN Eniya Listiani Dewi (kanan) saat meresmikan beroperasinya 21 unit Green Hydrogen Plant (GHP) tersebar di seluruh Indonesia, Senin (20/11), di pembangkit listrik tenaga gas uap (PLTGU) Tanjung Priok, Jakarta.

PLN telah memasang hydrogen plant dengan electrolyzer di pembangkit listrik tenaga gas uap (PLTGU) atau pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) miliknya. Alat tersebut digunakan untuk memproduksi hidrogen yang berfungsi sebagai pendingin generator pembangkit listrik.

Meskipun 21 unit hydrogen plant mampu menghasilkan 199 ton hidrogen per tahun, hanya 75 ton yang digunakan untuk kebutuhan pendinginan generator. Darmawan menyatakan bahwa PLN melihat peluang untuk memanfaatkan hidrogen sebagai value creation yang dapat memberikan nilai tambah bagi bisnis mereka dan mendukung transisi energi.

Tangki penyimpanan hidrogen hasil produksi dari Green Hydrogen Plant yang berada di pembangkit listrik tenaga gas dan uap (PLTGU) Muara Tawar, Jawa Barat, yang dikelola oleh PLN Nusantara Power.

PLN juga melakukan inovasi dengan memanfaatkan solar PV yang terpasang di kawasan pembangkit, ditambah dengan Renewable Energy Certificate (REC) dari beberapa pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indonesia. Dengan cara ini, PLN dapat memproduksi 100% hidrogen hijau.

BACA JUGA : Pemerintah Kota Kotamobagu Sabet 5 Penghargaan Pendidikan di Anugerah Mapalus Provinsi Sulawesi Utara

“Inovasi ini memungkinkan hidrogen hijau tidak hanya untuk pendinginan generator pembangkit, tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk industri pupuk, industri bahan kimia, cofiring pembangkit, hingga untuk Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV),” jelas Darmawan.

Solar PV terapung yang terpasang di kawasan pembangkit listrik tenaga gas dan uap (PLTGU) Tambak Lorok, Jawa Tengah digunakan untuk keperluan operasi Green Hydrogen Plant.

PLN juga sedang mengembangkan infrastruktur hydrogen refueling station (HRS) untuk mendukung pengisian daya FCEV. Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, menambahkan bahwa saat ini mereka sedang menyiapkan HRS sebagai pilot project di daerah Senayan, Jakarta, yang akan menjadi hydrogen refueling station pertama di Indonesia.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *