KLIK24.NEWS Warna – Candi Borobudur, sebuah keajaiban arsitektur Buddha yang megah, terletak di tengah-tengah pulau Jawa, Indonesia. Diklaim sebagai salah satu peninggalan bersejarah terbesar di dunia, candi ini bukan hanya sebuah monumen keagamaan, tetapi juga sebuah pusat kebijaksanaan dan kebudayaan.
Borobudur dibangun pada awal abad ke-9 oleh dinasti Syailendra yang berkuasa pada masa itu. Pembangunan candi ini berlangsung selama hampir satu abad dan selesai sekitar tahun 825 Masehi. Dipahat dengan hati-hati dari batu andesit oleh para pengrajin terampil, Borobudur menyajikan kisah-kisah Buddha melalui relief yang indah dan kompleks.
BACA JUGA : Koordinasi Pengembangan Perguruan Tinggi Swasta, PJ. Wali Kota Kotamobagu, Asripan Nani, Pimpin Rapat
Candi ini memiliki struktur bertingkat dengan tiga tingkatan utama: basis yang luas, enam tingkat teras utama, dan tiga tingkat lingga di puncaknya. Desainnya mencerminkan konsep kosmologi Buddha, yang menggambarkan perjalanan menuju pencerahan.
Dengan 504 arca Buddha yang mendiami tingkat teras, serta 2.672 panel relief yang membentang lebih dari 5 kilometer, Borobudur adalah bukti nyata keahlian seni dan keagungan arsitektur pada masanya.
Setelah berabad-abad menjadi pusat kegiatan keagamaan, Borobudur mengalami masa kelam pada abad ke-14 ketika masyarakat setempat mengabaikannya. Vulkanik dan gempa bumi menyebabkan sejumlah besar abu dan tanah menutupi candi ini, menyebabkannya terlupakan dan tenggelam dalam lapisan debu dan tanah.
Pada awal abad ke-19, Sir Thomas Stamford Raffles, seorang administrator Inggris di Jawa, menemukan kembali Borobudur. Namun, upaya pemulihan besar-besaran baru dimulai pada tahun 1973, ketika proyek restorasi internasional diprakarsai oleh UNESCO. Proses restorasi yang panjang dan rumit berhasil mengembalikan kejayaan Candi Borobudur. Pada tahun 1991, UNESCO secara resmi menetapkan Borobudur sebagai Situs Warisan Dunia.
BACA JUGA : Gunung Jayawijaya Papua: Puncak Tertinggi di Indonesia yang Megah
Candi Borobudur bukan hanya monumen sejarah, tetapi juga memainkan peran penting dalam kehidupan spiritual dan budaya masyarakat sekitarnya. Setiap tahun, perayaan Waisak diadakan di candi ini untuk memperingati kelahiran, pencerahan, dan wafatnya Buddha.
Dengan kemegahan arsitekturnya, kekayaan sejarahnya, dan peran budaya yang masih berlanjut, Candi Borobudur tetap menjadi saksi bisu dari kejayaan masa lalu dan kebijaksanaan spiritual yang terus hidup hingga hari ini.***