KLIK24.NEWS Yogyakarta – PLN Ajak Komunitas Global Bersatu, PT PLN (Persero) kembali menekankan pentingnya kolaborasi global dalam mengatasi perubahan iklim dunia saat ini. Pernyataan ini disampaikan oleh Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, dalam diskusi panel pada perayaan Milad ke-111 tahun Persyarikatan Muhammadiyah di Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Yogyakarta, Jumat (17/11).
BACA JUGA : PLN Gelar Promo Tambah Daya dalam Perayaan Hari Listrik Nasional ke-78
Rangkaian acara bertajuk “Global Forum for Climate Movement: Promoting Green Culture, Innovation, and Cooperation” berhasil melibatkan akademisi, praktisi, dan pembuat kebijakan dari 13 negara, termasuk Malaysia, Filipina, Singapura, Belanda, Kenya, Papua Nugini, Inggris, Australia, Maroko, Norwegia, Jepang, Amerika Serikat, dan Vatikan.
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu’ti, menyampaikan bahwa Muhammadiyah ingin mengangkat isu perubahan iklim sebagai komitmen bersama untuk menjaga lingkungan, termasuk sinergi dengan komunitas global.
Dalam sesi diskusi panel dengan tema “Innovation for Climate Resilience: Highlighting Innovative Projects, Technologies, and Strategies Aimed at Addressing Climate Change and Building Resilience,” Darmawan Prasodjo menyoroti pentingnya kolaborasi global. “Kunci untuk memerangi perubahan iklim adalah bagaimana komunitas global berubah dari terfragmentasi menjadi bersatu menjadi berjuang,” ujar Darmawan.
Darmawan menjelaskan bahwa setiap ton emisi CO2 dapat menyebabkan dampak kerusakan yang sama di seluruh dunia. Oleh karena itu, penanggulangan perubahan iklim memerlukan kolaborasi global, bukan hanya dari satu negara atau institusi.
“Jadi harus diatasi dan ditangani oleh komunitas global, tidak hanya masyarakat Indonesia saja atau PLN, kita tidak akan mampu menanggung beban ini sendirian. Satu-satunya cara untuk maju adalah dengan berkolaborasi,” kata Darmawan.
PLN Ajak Komunitas Global Dalam mendukung komitmen tersebut, PLN telah menghapus rencana pembangunan proyek PLTU batubara sebesar 13 Gigawatt (GW) dan merancang Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) paling hijau dalam sejarah Indonesia untuk mencapai target Net Zero Emissions pada 2060.
“Kami berkomitmen mengurangi emisi gas rumah kaca untuk memperlambat pemanasan dan mendinginkan bumi. Transisi energi ini tidak hanya penting untuk lingkungan tetapi juga untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tutup Darmawan.
BACA JUGA : Evaluasi RKPD di Sulawesi Utara, Pj. Wali Kota Kotamobagu Hadiri Rapat
Diskusi panel ini juga dihadiri oleh para pemangku kepentingan termasuk Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Head of Environment Unit UNDP, Environment Policy Adviser & JICA Expert, Kepala Kelompok Kerja Edukasi dan Sosialisasi Badan Restorasi Gambut dan Mangrove, dan Lead Adviser Climate Change KIAT.***