PT PLN (Persero) Percepat Pemanfaatan Fly Ash dan Bottom Ash untuk Mendukung Pembangunan Berkelanjutan

Rumah Prajurit TNI Kodim 1603 Sikka, Nusa Tenggara Timur yang dibangun dengan menggunakan FABA dari PLTU Ropa.

KLIK24.NEWS Jakarta – PT PLN (Persero) terus mengambil langkah maju dalam mendorong pemanfaatan material Fly Ash dan Bottom Ash (FABA) atau abu sisa proses pembakaran batu bara pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) untuk menjadi bahan baku dalam berbagai sektor, yang berdampak positif terhadap ekonomi masyarakat.

Selama tahun 2023, pemanfaatan FABA dari PLTU PLN mencapai angka luar biasa sebesar 1,45 juta ton hingga bulan Juni, melebihi total produksi FABA sebesar 101,19%. Hal ini mencerminkan komitmen PLN dalam mengolah sisa pembakaran batu bara menjadi bahan yang bermanfaat.

Tetrapod yang dibuat menggunakan FABA dari PLTU Tanjung Jati B di Jepara.

Darmawan Prasodjo, Direktur Utama PLN, menyatakan bahwa pemanfaatan FABA adalah bentuk konkret dari komitmen PLN untuk menjadikan sisa pembakaran batu bara sebagai sumber daya yang bernilai. Kini, FABA telah menjadi katalis yang mendorong ekonomi masyarakat di sekitar PLTU.

BACA JUGA : Inovasi Revolusioner di Dunia Medis: Robot Nanoteknologi Mampu Sembuhkan Penyakit Kronis

“Seluruh pembangkit PLN kini berperan sebagai pusat perbaikan lingkungan, sosial, dan kesejahteraan masyarakat. Pembangkit PLN bukan hanya penyedia listrik, tetapi juga menjadi penggerak roda ekonomi di masyarakat,” ujar Darmawan.

Fly Ash Bottom Ash (FABA) hasil pembakaran batu bara di PLTU PLN yang di manfaatkan sebagai bahan campuran pembuatan konstruksi bahan bangunan

Hingga pertengahan tahun 2023, PLN telah berhasil memanfaatkan FABA menjadi berbagai produk, antara lain lebih dari 1 juta paving, 246 ribu batako, 2 ribu tetrapod, 48 kilometer jalan beton, 34 ribu ton material stabilisasi lahan, dan 699 ton bahan pupuk. Pemanfaatan terbesar FABA adalah sebagai substitusi bahan baku semen, dengan kontribusi sebesar 47% dari total pemanfaatan FABA.

Grafik bulanan menunjukkan tren positif pemanfaatan FABA selama semester I tahun 2023. Bulan Juni mencatat angka pemanfaatan tertinggi sebesar 129%, menandakan kenaikan signifikan dibandingkan dengan bulan Mei yang mencapai 83,8%.

Tampilan breakwater yang dibuat menggunakan bahan FABA dari pembangkit listrik tenaga uap Holtekamp di Papua.

Penggunaan FABA terbanyak pada tahun 2023 dilakukan oleh unit PLTU Suralaya di Banten sebesar 287 ribu ton, diikuti oleh PLTU Paiton di Jawa Timur sebesar 155 ribu ton, dan PLTU Tanjung Jati B di Jawa Tengah sebesar 97 ribu ton. Selain itu, PLN berhasil mengurangi timbunan FABA di Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) sebesar 1,3 juta ton atau 57,83% dari baseline tahun 2021.

FABA yang telah dikategorikan sebagai limbah non-Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) kini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat secara luas. PLN membuka kesempatan bagi semua kalangan yang ingin mengolah FABA menjadi produk bernilai tinggi, baik sebagai campuran dalam industri konstruksi maupun infrastruktur.

BACA JUGA : Wali Kota Kotamobagu Buka Sosialisasi Ranperwa Batas Desa dan Kelurahan serta Audiensi dengan Pelaku Usaha

Darmawan menegaskan bahwa PLN terbuka untuk kolaborasi dengan masyarakat dalam memanfaatkan FABA. “FABA bukan limbah B3 sehingga dapat diolah dan memberikan banyak manfaat,” tambahnya.

Langkah yang diambil oleh PLN ini sejalan dengan komitmen perseroan dalam menerapkan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) demi menciptakan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan berdampak positif bagi lingkungan dan masyarakat.****

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *