“Lagu Hujan dan Sepotong Kenangan”

Illustrasi

KLIK24.NEWS Cerpen – Lagu Hujan dan Sepotong Kenangan, Hujan turun dengan lembut di sore hari, menciptakan irama lembut yang memenuhi udara. Di dalam sebuah kafe yang hangat dan nyaman, seorang wanita bernama Maya duduk sendirian di sudut ruangan. Matanya terfokus pada cangkir kopi di depannya, tapi pikirannya jauh melampaui ruangan itu, menuju masa lalu yang penuh dengan kenangan.

Beberapa tahun yang lalu, Maya bertemu dengan seorang pria bernama Adam di kafe yang sama. Mereka berdua memiliki cinta yang indah namun singkat. Kenangan tentang senyuman Adam, tawanya yang menghangatkan, dan tatapannya yang penuh makna masih mengisi pikiran Maya sampai hari ini.

Sambil memegang cangkir kopi, Maya teringat akan hujan yang turun saat mereka pertama kali bertemu. Mereka duduk di meja yang sama, berbicara tentang segala hal, dari hujan yang turun hingga mimpi-mimpi yang mereka kejar. Mereka merasa seperti dunia hanya terdiri dari mereka berdua, dan saat hujan berhenti, mereka pun berpisah dengan janji untuk bertemu lagi.

BACA JUGA : Gagasan Alumni Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Palembang: Bersinergi untuk Kontribusi dan Pemberdayaan

Namun, takdir berkata lain. Adam harus pindah ke kota lain karena pekerjaannya. Walaupun cinta mereka tetap terjaga, jarak menjadi rintangan yang sulit mereka hadapi. Mereka saling menulis surat, berbagi cerita, dan membagikan momen-momen melalui panggilan telepon. Namun, seiring berjalannya waktu, komunikasi menjadi semakin jarang.

Sekarang, Maya duduk sendirian di kafe yang sama, di bawah hujan yang mirip dengan saat mereka pertama kali bertemu. Dia merasa hampa, seakan-akan ada bagian dalam dirinya yang hilang. Lagu hujan yang lembut mengingatkannya pada Adam dan semua kenangan indah yang pernah mereka bagikan.

Tiba-tiba, pintu kafe terbuka, dan seorang pria dengan payung masuk. Maya merasa seperti hatinya berhenti berdetak saat dia melihat wajah pria itu. Itu adalah Adam, seorang Adam yang sedikit lebih tua, tetapi senyumannya masih sama seperti yang dia ingat.

Mereka bertatap mata dalam-dalam, tanpa kata-kata. Setelah beberapa saat, Adam melangkah mendekati Maya dan duduk di depannya. “Apakah ini benar?” Maya berkata dengan suara gemetar. Adam tersenyum. “Aku merindukanmu, Maya. Aku merasa seperti sesuatu yang hilang dalam hidupku sejak aku pergi.”

BACA JUGA : Konser Gebyar Kemerdekaan 2023 Kota Kotamobagu: Vicky Salamor dan Bintang Lokal Siap Meriahkan HUT RI ke-78

Maya merasa tangis tercekat di tenggorokannya. Mereka berdua saling merindukan selama ini. Waktu dan jarak telah menguji cinta mereka, tetapi saat ini, mereka memiliki kesempatan untuk memulai kembali.

Di bawah hujan yang turun, Maya dan Adam mengulang kembali kenangan-kenangan mereka, tertawa, dan menangis. Lagu hujan menciptakan latar belakang yang indah, seperti musik yang mengiringi kisah cinta mereka yang kembali mekar.

Tak ada yang bisa menggantikan waktu yang telah hilang, tetapi saat ini, mereka memutuskan untuk mengisi lembaran baru dalam kisah hidup mereka. Hujan yang turun menjadi saksi bisu dari pertemuan mereka yang penuh makna di tengah suasana yang romantis.***

Berita Lainnya :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *