KLIK24.NEWS Yogyakarta – Sebuah Cerita Mengharukan tentang Arjo Jinomo, Dusun Kalitengah, Desa Kelangon, lereng Gunung Merapi, menjadi saksi bisu atas kisah mengharukan seorang tokoh luar biasa bernama Arjo Jinomo. Namanya mungkin tidak dikenal oleh banyak orang, tetapi dedikasinya sebagai penjaga sumber mata air bersih (umbul) di lereng Gunung Merapi telah mengukir cerita yang memilukan namun juga membangkitkan inspirasi.
Sosok Arjo Jinomo telah menjadi panutan bagi banyak orang, terutama dalam dunia lingkungan. Namun, di balik kecintaannya terhadap alam, cerita tentang pengabaian dan kesedihan yang dialaminya juga nyata. Arjo Jinomo, yang saat ini telah mencapai usia 80 tahun, dikenal sebagai penjaga sumber mata air di wilayah tersebut. Namun, perjuangan dan dedikasinya tidak selalu diakui dan dihargai.
BACA JUGA : Wali Kota Kotamobagu Sambut Ulang Tahun Ke-117 GMIBM Damai Moyag dengan Pesan Persatuan dan Terima Kasih
Pertemuan pertama penulis dengan Arjo Jinomo terjadi pada tahun 2001, saat penulis menjadi sukarelawan dalam proyek “Rehabilitasi Pipa Lereng Merapi”. Ketika itu, penulis masih menjadi mahasiswa Teknik Lingkungan di UII, Yogyakarta. Tatapan mata dan cerita dari Arjo Jinomo menghantarkan penulis ke dalam keharuan yang mendalam. Bagaimana mungkin seseorang bisa begitu tulus dan tekun menjaga sumber mata air, yang notabene mampu melayani ratusan ribu manusia di DIY dan Jawa Tengah, tanpa mendapatkan perhatian atau penghargaan yang seharusnya?
Dalam setiap kata dan tatapannya, Arjo Jinomo terpancar keikhlasan dan dedikasi tanpa pamrih. Meskipun beliau tak pernah mengharapkan balas jasa atau belas kasihan, dedikasinya pada menjaga sumber air bersih tetap menjadi contoh nyata akan kebaikan yang murni. Meski hidupnya tidak selalu diberi perhatian yang layak dari negara dan masyarakat, beliau terus menjalankan tugasnya dengan penuh cinta dan dedikasi.
BACA JUGA : “Lagu Hujan dan Sepotong Kenangan”
Pengorbanan yang beliau lakukan untuk menjaga sumber mata air yang vital ini layaknya nyanyian sunyi yang tak pernah berhenti. Melihat sepenggal cerita ini, kita dihadapkan pada pertanyaan tentang apresiasi dan penghargaan. Arjo Jinomo, yang begitu tabah menjalani hidupnya dengan tujuan menjaga alam dan memberikan manfaat bagi banyak orang, sungguh pantas mendapatkan penghargaan dan perhatian.
Melalui potongan kalimat ini, semoga kita semua bisa merasakan empati dan menggugah kesadaran kita. Dedikasi Arjo Jinomo, yang mungkin masih terasa terabaikan saat ini, memberikan pesan bahwa usaha kecil dan ketulusan dapat membawa perubahan yang besar. Sudah saatnya beliau diberikan penghargaan yang sepadan, seperti penghargaan Kalpataru dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. Kita semua bisa belajar dari kisah luar biasa ini, dan bersama-sama menciptakan penghargaan yang sungguh berarti untuk para pahlawan lingkungan seperti Arjo Jinomo.***