PLN Akan Hadirkan Stasiun Pengisian Hidrogen Pertama di Indonesia Setelah Resmikan 21 Pabrik Hidrogen Hijau

Pengembangan ekosistem green hydrogen di Indonesia membutuhkan kolaborasi yang kuat antara beberapa pihak, dalam hal ini Kementerian ESDM, BUMN, dan pihak lainnya. Keterangan foto: Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Yudo Dwinanda Priaadi (dua dari kanan) bersama Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo (tiga dari kiri), Walikota Jakarta Utara Ali Maulana Hakim (tiga dari kanan), Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Konversi dan Konservasi Energi BRIN Eniya Listiani Dewi (kanan), Direktur Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Mohamad Priharto Dwinugroho (dua dari kiri), dan Direktur Perencanaan Korporat dan Pengembangan Bisnis PLN Hartanto Wibowo (kiri).

KLIK24.NEWS Jakarta – PLN Akan Hadirkan Stasiun Pengisian Hidrogen Refueling Station (HRS) atau stasiun pengisian hidrogen pertama di Indonesia. Langkah ini mengikuti diresmikannya 21 unit Green Hydrogen Plant (GHP) yang tersebar di seluruh Indonesia pada Senin (20/11). PLN menjadi pionir dalam membentuk rantai pasok untuk kebutuhan hidrogen hijau sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan.

BACA JUGA : Imam Mahdi: Harapan dan Keyakinan dalam Islam

Direktur Perencanaan Korporat dan Pengembangan Bisnis PLN, Hartanto Wibowo, menyatakan bahwa langkah ini sejalan dengan strategi transisi energi pemerintah untuk beralih dari energi berbasis impor menjadi energi domestik. Fokusnya adalah penggunaan energi bersih dan ramah lingkungan, seperti listrik dan green hydrogen.

Periset Ahli Utama, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Eniya Listiani Dewi mengatakan bahwa ekosistem pengembangan green hydrogen di tanah air harus segera dibentuk di Indonesia karena potensinya yang besar besar dan berpeluang masuk pada rantai pasok hidrogen dunia.

“Dalam rangka mencapai Net Zero Emissions kita akan melakukan berbagai upaya, selain penggunaan listrik PLN juga mendorong penggunaan alternatif energi hijau lainnya berbasis hidrogen,” kata Hartanto. Pihaknya mengakui bahwa transisi energi ini memerlukan strategi multilateral dan kolaborasi yang erat, termasuk dengan Kementerian ESDM, untuk menerjemahkan komitmen strategis ke lapangan.

Direktur Utama PLN Indonesia Power (PLN IP), Edwin Nugraha Putra, menjelaskan bahwa diresmikannya 21 unit GHP akan meningkatkan kapasitas excess produksi yang dapat digunakan untuk HRS pertama di Indonesia. Produk GHP akan dikirimkan ke PLTD Senayan menggunakan truk hidrogen sebagai supply utama pada HRS.

Green hydrogen plant di Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Priok, Jakarta Utara.

“Ke depan GHP yang ada ini akan kami kembangkan di pembangkit-pembangkit kami, khususnya yang sejenis, sehingga produksinya bisa semakin besar dan menambah hydrogen refueling station di sejumlah daerah,” ucap Edwin.

BACA JUGA : PLN dan Blue Bird Teken MoU dalam Upaya Meningkatkan Efisiensi Transportasi Dinas dan Mendukung Ekosistem Kendaraan Listrik

Periset Ahli Utama, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Eniya Listiani Dewi, menambahkan bahwa pengembangan ekosistem green hydrogen di Indonesia memiliki potensi besar dan dapat masuk ke dalam rantai pasok hidrogen dunia.

Tabung green hydrogen diangkut menggunakan truk untuk supply utama hydrogen refueling station kendaraan hidrogen.

“PLN sudah punya banyak lokasi (GHP) dan kemitraannya juga sudah terbangun. Kita bisa membuat (hydrogen refueling station) dari Jakarta sampai ke arah Patimban, karena di sana ada greenport dan potensi ini bisa menghadirkan hydrogen highway,” ungkap Eniya. Eniya juga mengapresiasi langkah strategis PLN untuk membangun HRS pertama untuk kebutuhan transportasi, yang dapat menarik masyarakat untuk semakin terlibat dalam peralihan ke energi ramah lingkungan.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *